Pelayanan Apotek RSU Negara Dikeluhkan | Bali Tribune
Diposting : 3 June 2017 12:52
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
JKN
ANTRE - Pasien peserta JKN/KIS usai perawatan harus antre lebih dari dua jam untuk mengambil obat diapotik RSU Negara.

BALI TRIBUNE - Di tengah gencarnya upaya untuk meningkatkan status RSU Negara yang saat ini masih tipe C menjadi tipe B, pelayanan rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana justru kembali menjadi sorotan dan dikeluhkan masyarakat.

Salah satunya adalah pelayanan apotek khusus untuk pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS)-BPS Kesehatan yang diprotes karena pelayanannya yang lambat. Bahkan pasien atau keluarganya harus antre menunggu siliran mengambil obat hingga berjam-jam.

Seperti yang terjadi pada Jumat (2/6), puluhan pasien yang merupakan peserta BPJS Kesehatan baik itu JKN maupun Kartu Indonesia Sehat (KIS) harus rela antre hingga lebih dari satu setengah jam dengan nomor antrean hingga puluhan. Bahkan para pasien yang sedang sakit dan tampak lemah usai menjalani perawatan, setelah menyerahkan resep harus bersabar menunggu giliran dipanggil oleh petugas diloket pengambilan obat. Lamanya antrean membuat sejumlah pasien dan keluarganya protes.

Salah seorang pasien, Gusti Made Wasa (70) asal Lingkungan Pendem, Jembrana yang ditemui di tengah antrean di ruang tunggu Apotik RSU Negara mengaku setelah antre cukup lama untuk mendapatkan giliran perawatan di poliklinik, pasien harus kembali antre cukup lama untuk mengambil obat di Apotik. Ia yang tampak lemas usai menjalani perawatan luka bersama pasien lainnya mengatakan antrean untuk mengambil obat semakin menupuk karena pelayanan petugas lama sedangkan pasien yang harus mengambil obat sangat ramai. Ia berharap pelayanan kepada masyarakat agar ditingkatkan sehingga orang yang sedang sakit tidak harus menunggu terlalu lama sampai berjam-jam hanya untuk mengambil obat.

Begitupula yang dialami Wenny Kusuma Dewi (22) asal Banjar Pulukan, Pekutatan. Pasien perawatan luka usai operasi melahirkan ini harus antre dengan menggedong bayinya yang baru berusia seminggu. Bahkan hanya untuk mendapatkan dua jenis pil dalam kemasan yang sudah siap saji dan beberapa gulung perban, ia harus antre lebih dari dua jam. Belasan pasien peserta BPJS Kesehatan mengaku petugas apotik memanggil sekaligus beberapa pasien dan sisanya kembali ditumpuk sehingga memicu antrean yang panjang dan lama dengan puluhan nomor antrean hingga berjam-jam. Kondisi ini pun memang selalu terjadi pada Apotik RSU Negara tidak hanya dihari-hari tertentu saja sehingga beberapa pasien yang sebelumnya sempat rawat jalan di RSU Negara juga mengaku sering mengalami permasalahan antrean seperti itu.

Kendati sejumlah petugas Apotek RSU Negara mengakui jika pasien rawat jalan harus antre beberapa jam sebagai dampak mereka harus melayani  pasien lainnya yang sedang dirawat di ruangan terutama pasien yang menjalani operasi, namun beberapa pasien justru tidak mau terima dengan alasan itu kerena operasi menurut mereka adalah tindakan yang harus direncanakan sehingga bisa dipersiapkan lebih awal dan tidak sampai mengorbankan pasien lainnya. Bahkan sejumlah pasien mengeluhkan sikap petugas yang terkesan cuek dan tidak peduli dengan pasien yang sedang antre bahkan memanggil sekaligus antrean sehingga terjadi penumpukan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana, dr. I Putu Suasta dikonfirmasi, Jumat siang, tidak memungkiri adanya antrean pengambilan obat yang cukup lama di Apotik RSU Negara. Ia mengatakan antrean pasien yang mengambil obat hingga berjam-jam di loket apotik tersebut memang tidaklah sesuai dengan prosudur pelayanan. Menurutnya, lamanya antrean di Apotik  RSU Negara diakibatkan selain karena keterbatasan personil apoteker yang berkompeten untuk menyiapkan obat, juga diakibatkan oleh kecilnya ruangan apotik sehingga apotik untuk rawat jalan dan rawat inap masih digabung dalam satu loket. Ke depannya pihaknya memastikan fasilitas kesehatan termasuk RSU Negara akan ditingkatkan sehingga selain tenaga apoteker yang jumlahnya memadai juga loket obat bisa dipisahkan antara pasien rawat jalan dan pasien rawat inap maupun UGD.