balitribune.co.id | Gianyar - Di tengah harga beras yang melambung diikuti sejumlah kebutuhan pokok lainnya, jeritan nelayan di Gianyar kini mulai berubah senyum. Karena sejak sepakan terakhir, hasil tangkapan nelayan setempat berlimpah. Sejumlah nelayan yang sebelumnya alih profesi sementara, kini malah kembali melaut.
Dari penuturan Kerua Kelompok Nelayan Pantai Lebih Kadek Ana, sejak awal Bulan Oktober 2023 ini, nelayan setempat mulai panen hasil tangkapan. Nelayan pesisir Gianyar memanfaatkan kesempatan ini untuk melaut. Bahkan, bila beruntung sekali melaut nelayan bisa mengantongi pendapatan sampai Rp 800 ribu. "Sebagian Nelayan tang sebelumnya alih profesi jadi Buruh Bangunan, kini melaut lagi," ungkapnya.
Sebelumnya di saat paceklik ikan, diakuinya tidak lebih dari belasan perahu yang nekat melaut, kadang pulang dengan tangan kosong atau dapat ikan tidak sesuai harapan. Disebutkan, saat ini sekitar 70 nelayan melaut, bahkan kadang sampai 90 perahu nelayan berebut rejeki di tengah laut. "Saat ini, asal mau bangun pagi. Melaut mulai jam 01.00 Wita, pulangnya pasti membawa hasil," ujarnya.
Selain hasil tangkapan menjanjikan, harga jual ikan juga sangat memuaskan. Disebutkan, hasil tangkapan didominasi Ikan Lemuru dan Ikan Barakuda. Untuk tangkapan Barakuda, bisa mencapai 20 kg. Sedangkan pengepul di Pantai Lebih membeli denganĀ kisaran harga Rp 45ribu. "Paling sial sekali melaut bisa membawa pulang Rp 500ribu, kadang ada yang membawa pulang sampai Rp 1 juta," ungkapnya.
Selain dibeli pengepul ikan Barakuda juga dimanfaatkan pedagang kuliner di Pantai Lebih. Sementara itu, ikan Lemuru dan ikan lainnya sudah ditunggu pengepul. Dimana ikan Lemuru dan ikan lain akan dibawa ke pemindangan ikan di Gianyar atau di Kusamba, Klungkung. "Untuk Tahun 2023 ini, mungkin saat ini rejeki dari laut melimpah. Kami semua nelayan sangat bersyukur sehingga paceklik selama setahun ini bisa tertutupi. Kami sangat bersyukur, semoga bisa berlangsung agak lama," harapnya.