balitribune.co.id | Badung - Beragam tradisi digelar masyarakat Bali saat Ngembak Geni atau sehari usai pelaksanaan Hari Suci Nyepi. Salah satunya tradisi Mabuug-buugan yang ada di Desa Adat Kedonganan Kabupaten Badung. Sore hari (Selasa, 12 Maret 2024) sebelum matahari terbenam, ratusan warga yang kebanyakan berusia muda ini berbondong-bondong menuju rawa-rawa kawasan Setra atau kuburan desa adat setempat untuk menjalani tradisi Mabuug-buugan.
Tradisi ini dilakukan warga dengan cara mandi lumpur maupun melumuri sekujur tubuh dengan tanah lumpur. Sejumlah peserta mengaku sudah rutin mengikuti tradisi tahunan ini yang telah diwariskan secara turun-temurun. Tradisi Mabuug-buugan sendiri dipercaya sebagai simbol penyucian diri dari unsur-unsur negatif atau sifat-sifat buruk manusia seperti halnya kotoran lumpur yang menempel di tubuh.
Salah seorang peserta, Made Prema mengaku senang dapat berpartisipasi dalam pelestarian tradisi tersebut. Peserta lainnya, Wayan Eka Putra mengatakan,
setiap tahun mengikuti tradisi tersebut usai menjalankan Catur Brata Penyepian saat Hari Suci Nyepi. "Senanglah, sudah rutin ikut setiap tahun," ujarnya.
Setelah melumuri tubuh dengan lumpur, warga selanjutnya berjalan kaki menuju pantai untuk mandi dan membersihkan diri. Tradisi Mabuug-buugan di Desa Adat Kedonganan diketahui telah masuk sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada tahun 2019 oleh Kemendikbudristek Republik Indonesia. Tidak hanya warga dari kalangan usia muda, para lanjut usia juga tampak antusias mengikuti tradisi ini dengan membalurkan lumpur ke tangannya.