Balitribune.co.id | Amlapura - Setelah berjibaku selama hampir dua hari dan sempat beberapa kali dihadang badai, Tim SAR Gabungan dari Basarnas, TNI, SAR Polda Bali, BPBD Karangasem, relawan dan pemandu lokal, akhirnya berhasil mengevakuasi turun jenazah seorang pendaki yang meninggal dunia saat melakukan pendakian ke puncak Gunung Agung.
Jenazah korban ditemukan oleh Tim SAR di ketinggian 2800 Meter Diatas Permukaan Laut (MDPL) atau sekitar 342 meter dari kawah Gunung Agung. Penuh perjuangan bagi Tim SAR untuk sampai di lokasi mayat korban, dimana Tim SAR yang dibagi dalam beberapa tim harus beberapa kali merlindung dari terjangan badai yang menerjang wilayah puncak Gunung Agung.
Tim SAR juga harus berusaha menghindari bebatuan jatuh dari puncak gunung. Pada Rabu siang sekitar pukul 12.30 Wita, Tim SAR akhirnya berhasil sampai ke posisi jenazah korban. Pun demikian, Tim SAR juga harus beberapa kali tiarap karena badai yang tiba-tiba datang. Lalu dengan hati-hati Tim SAR memasukkan jenazah korban kedalam kantung mayat sebelum kemudian di evakuasi turun.
“Proses evakuasi terkendala cuaca, anggota Tim SAR gabungan beberapa kali dihadang badai dan harus menghindari jatuhan bebatuan dari puncak. Namun Astungkare atas kerja solid tim dilapangan, jenazah korban berhasil kita evakuasi turun,” ujar Kasi Ops Basarnas Bali, I Wayan Suwena, kepada awak media di Pos Pura Pengubengan, Besakih, Kamis (14/3/2024).
Sebelumnya korban sempat dikira seorang warga negara asing, namun saat jenazah diperiksa oleh tim gabungan, ditemukan identitas korban di dalam kantung celana dan korban diketahui bernama Alexander Bimo Aryotedjo berusia 60 tahun asal Yogyakarta.
Tiba di pos pendakian dekat Pura Pasar Agung jenazah korban langsung dibawa oleh Ambulance untuk dititip sementara di kamar jenazah RSUD Karangasem. Wayan Suwena memperkirakan korban meninggal akibat menderita Hipotermia menyusul badai yang terjadi di puncak Gunung Agung. Polisi menghimbau pihak keluarga untuk menghubungi RSUD Karangasem atau Polres Karangasem untuk pengambilan jenazah korban, mengingat hingga tiga hariui sejak kabar penemuan jasad korban di puncak Gunung Agung belum ada pihak keluarga yang menghubungi Tom SAR atau Kepolisian.