balitribune.co.id | Badung - Usai pertemuan World Water Forum ke-10 di Nusa Dua Kabupaten Badung, simpang radar atau akses menuju Kuta melalui jalan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai akan ditutup secara permanen. Kebijakan tersebut sebagai upaya dari rekayasa lalu-lintas untuk mengantisipasi potensi terjadinya kemacetan kendaraan dari dan menuju bandara.
Pembatas jalan (water barrier) masih tetap terpasang di simpang radar atau akses menuju Kuta melalui jalan Bandara I Gusti Ngurah Rai. Sejumlah pot tanaman juga diletakkan untuk menutup persimpangan jalan tersebut agar tidak diterobos pengendara yang lalu-lalang di area tersebut.
Dikonfirmasi terkait hal tersebut, pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai mengaku telah berkoordinasi dengan Kepolisian Kawasan Bandara dan intansi terkait untuk merencanakan menutup simpang radar secara permanen. Upaya dari rekayasa lalu-lintas ini dinilai efektif untuk mengantisipasi potensi terjadinya kemacetan dari arus kendaraan yang keluar masuk Bandara Ngurah Rai seiring penambahan jumlah penerbangan.
General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan menyampaikan telah mendiskusikan hal tersebut dengan berbagai pihak terkait termasuk Dinas Perhubungan. "Saya rasa bagus ya, karena memang yang dari dalam itu tidak tertahan lagi di simpang radar itu terus keluar bisa mengalir, walaupun pelan karena kita tahu di depannya lagi ada U turn dan ada VVIP yang harus dijaga. Tapi minimal di simpang radar ini sudah tidak ada persimpangan lagi, tidak tertahan lagi oleh kendaraan-kendaraan. Ini menurut kami bagus untuk menjaga kapasitas dari jalan akses bandara tersebut," jelasnya beberapa waktu lalu di bandara setempat, Kuta Kabupaten Badung.
Kapolres Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai, AKBP I Ketut Widiarta mengatakan dengan adanya penambahan jumlah penerbangan yang ada di Bandara I Gusti Ngurah Rai tentunya harus dilakukan rekayasa lalu-lintas guna menghindari macet 'horor' lagi. "Arus keluar masuk bandara ini harus selancar mungkin," ujarnya.
Simpang Radar Bandara I Gusti Ngurah Rai telah ditutup mulai 13 Mei 2024 untuk mengamankan pergerakan dari para kepala negara peserta World Water Forum. Seiring peningkatan trafik penerbangaan saat ini, jumlah kendaraan yang keluar masuk kawasan bandara juga semakin banyak mencapai 30 ribu unit per harinya.