balitribune.co.id | Negara - Angka stunting hingga kini masih menjadi perhatian serius. Berbagai upaya kini terus dilakukan untuk menekan stunting. Sinergi semua komponen diharapkan bisa menekan angka stunting. Termasuk juga Staf Ahli Kepala Daerah di Bali juga memiliki peranan strategis dalam menekan angka stunting.
Kabupaten Jembrana menjadi tuan rumah Rapat Kerja (Raker) Staf Ahli (Sahli) Kepala Daerah se–Provinsi Bali ke-6 tahun 2024. Raker dibuka oleh Sekda Kabupaten Jembrana, I Made Budiasa yang diselenggarakan di areal Kebun Raya Jagatnatha Jembrana, Senin (22/7). Sekda Made Budiasa yang sambutan Bupati Jembrana mengapresiasi positif kegiatan Raker Staf Ahli Bupati se-Provinsi Bali 2024 di Jembrana.
Menurutnya, raker ini menjadi wadah untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman tentang kedudukan tugas dan fungsi Sahli Kepala Daerah dan merumuskan mekanisme dan rincian tugas Sahli Kepala Daerah, serta meningkatkan sinergisitas antar Sahli Kepala Daerah se-Bali, sehingga eksistensi dan perannya dapat lebih meningkat dalam membantu tugas Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah.
"Staf Ahli Kepala Daerah mempunyai tugas menyampaikan masukan kepada Kepala Daerah berupa telaahan dalam Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, serta Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia. Staf Ahli juga membantu Kepala Daerah dalam menyampaikan pemikiran, saran, pertimbangan dan telaahan yang berkaitan dengan tugas dan wewenang Kepala Daerah," ujar Sekda.
Mengambil tema "Gerakan Terpadu Penurunan Stunting ( Gardu Penting) Menuju Jembrana Emas 2026", Sekda Budiasa juga mengatakan melalui kegiatan ini diharapkan terselenggara koordinasi yang efektif dalam program percepatan penurunan stunting di provinsi Bali dan dimasing-masing Kabupaten/Kota se Bali. Budiasa menambahkan masalah stunting adalah tantangan besar yang harus dihadapi bersama.
Stunting bukan hanya tentang masalah pertumbuhan fisik anak, tetapi juga mencerminkan masalah yang lebih luas seperti kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, penanganan stunting memerlukan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif. Selama ini, Pemerintah Kabupaten Jembrana telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka stunting.
Upaya tersebut dilakukan melalui sejumlah program seperti pemberian makanan tambahan, peningkatan akses air bersih dan sanitasi, kampanye penyuluhan gizi, pendampingan keluarga beresiko stunting dan program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) yang dilaksanakan di seluruh desa. Seluruh Jajaran Pejabat Eselon II dan Eselon III di lingkup Pemkab Jembrana telah ditetapkan sebagai Bapak/Bunda Asuh.
Ia menyebut angka stunting kini sudah menurun, "Berdasarkan data SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) tahu 2021, kasus stunting di Jembrana masih tinggi, mencapai 14,3 persen. Namun, berkat kerja keras seluruh pihak dalam dua tahun terakhir, angka tersebut berhasil turun menjadi 8,7 persen. Dan di tahun 2024, Jembrana menargetkan angka stunting bisa turun di bawah target Provinsi Bali, yakni 6,15 persen," ungkapnya.
Pihaknya juga mengajak semua pihak untuk terus berkomitmen dan bekerja keras dalam upaya menurukan angka stunting di Kabupaten/Kota se-Bali. Pihaknya mengaku optimis dengan sinergi dan kolaborasi semua komponen maka angka stunting di Bali akan bisa terus ditekan. "Dengan kerja keras dan kerjasama yang baik, saya yakin kita dapat menurunkan prevalensi stunting secara maksimal," tandasnya.