balitribune.co.id | Mangupura - Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta ikut angkat bicara terkait insiden jatuhnya Helikopter PK-WSP type Bell 505 milik PT Whitesky Aviation di tebing Pantai Suluban Pecatu, Kuta Selatan baru-baru ini. Menurut dia insiden jatuhnya helikopter tersebut tak semata-mata karena layang-layang, namun lebih kepada human error atau kesalahan manusia.
Ia juga menyatakan kalau bicara radius antara bandara dengan boleh tidak menaikkan layang-layang, itu sudah diatur dalam Perda Provinsi Bali Nomor 9 Tahun 2000 tentang larangan menaikkan layang-layang dan permainan sejenis di Bandar Udara Ngurah Rai dan sekitarnya.
"Kebijakan itu kewenangannya berada di Pemprov Bali. Kami sudah berkoordinasi dengan provinsi dan sudah ada kajian lagi terkait hal itu," tegas Giri Prasta, ditemui usai menghadiri sidang paripurna DPRD Badung, Selasa (23/7).
Menurut Bupati, layang-layang merupakan permainan tradisional Bali yang sudah menjadi kearifan lokal masyarakat Pulau Dewata.
"Layangan sudah dimainkan anak cucu kita, dan bahkan ada lontar ketika rare angon minta kekuatan untuk mendatangkan angin, itu sudah ada,” katanya.
Giri Prasta menegaskan bahwa layang-layang tidak akan dihilangkan. Karena berbicara radius juga akan kembali dikoordinasikan bersama Pemprov Bali.
”Jangan juga sampai kawasan yang sudah ada layangan jangan ada helikopter. Jangan sampai juga misalkan, helikopter seimbang (terbangnya) dengan layang-layang,” tutur Giri Prasta.
Pihaknya tak sependapat kalau jatuhnya helikopter tersebut semata-mata yang disalahkan adalah layangan. Pihaknya justru meyakini insiden helikopter tersebut karena human error.
”Maaf ya, bukan saya menyalahkan siapa-siapa karena ini merupakan sebuah kejadian, kita berdoa biar ini tidak terjadi lagi. Semoga korban sehat dan selamat semua. Tapi pilot ini harus bagus juga, betul-betul profesional. Apapun itu, ini sudah kejadian, saya yakin ini human error bertalian tali layangan dengan helikopter. Kita memberikan solusi yuk kita melakukan pengawasan,” tegasnya.
Seperti diketahui, sebuah helikopter jatuh pada Jumat (19/7/2024), diduga gegara terlilit tali layang-layang. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.