balitribune.co.id | Badung - Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Komisi Pemilihan Umum (KPU) merilis film berjudul "Tepatilah Janji", sekuel dari "Kejarlah Janji" yang dirilis tahun lalu. Masih disutradarai oleh Garin Nugroho, film ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya politik damai dalam menghadapi Pilkada.
Pemutaran perdana film ini berlangsung di Bali dalam acara nonton bareng yang digelar KPU dan media di Studio XXI Beachwalk Kuta, Sabtu (7/9). Film ini merupakan hasil kerja sama KPU dengan Asta Jaya Centra Cinema, Padi Padi Creative, dan Garin Workshop. Beberapa aktor dan aktris yang membintangi film ini antara lain Ibnu Jamil, Cut Mini, Shenina Cinnamon, Bima Zeno, Kevin Abani, Faradina Mufti, Givina Lukita, Siti Fauziah, serta Trio Timus: Theresia WD, Asriuni Pradipta, dan Irene Vista.
Garin Nugroho menjelaskan bahwa "Tepatilah Janji" mengangkat isu politik dengan pendekatan ringan, menggabungkan unsur budaya masyarakat, terutama di pedesaan.
"Film ini memadukan budaya lokal seperti lenong dan ludruk, penuh humor namun tetap memberikan pendidikan politik," ujar Garin.
Ia juga menambahkan bahwa film ini menggambarkan bagaimana kepemimpinan diuji dari kemampuan seorang pemimpin dalam menepati janji-janji yang telah disampaikan, baik dalam konstitusi maupun visi pribadi untuk kesejahteraan rakyat.
"Kita masih jarang memiliki pemimpin yang mampu menepati janji-janji tersebut," tambahnya.
Menurut Garin, film ini penting sebagai sarana pendidikan politik bagi masyarakat, terutama ketika politik mulai kehilangan integritasnya. "Film ini diperlukan untuk mendidik warga negara agar proses politik menghasilkan masyarakat yang sehat, kritis, dan produktif," katanya.
Selain diputar di bioskop, *Tepatilah Janji* juga akan diputar di berbagai ruang publik, pemutaran alternatif, serta layar tancap di berbagai daerah di Indonesia.
Film ini bercerita tentang keluarga Bu Pertiwi (diperankan oleh Cut Mini). Putra sulungnya, Adam (Bima Zeno), yang terpilih sebagai Kepala Desa, berambisi melanjutkan karier politiknya dengan mencalonkan diri sebagai Bupati. Namun, ambisi tersebut justru menimbulkan konflik dalam hubungan Adam dengan ibunya dan istrinya (Faradina Mufti).