balitribune.co.id | Badung - Bali Tourism Board (BTB) atau Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali menggelar dengar komitmen kedua pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, Jumat (25/10) di Jimbaran Grand Ballroom. Pada kesempatan tersebut kedua paslon hadir memaparkan strategi memajukan pariwisata Bali. Seluruh asosiasi pariwisata Bali dibawah naungan BTB sebanyak 29 asosiasi turut mengajukan sejumlah pertanyaan kepada kedua paslon mengenai langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi segala persoalan pariwisata Bali.
Pertemuan yang diinisiasi BTB/GIPI Bali ini bertujuan untuk mendengar langsung komitmen kedua paslon terhadap industri pariwisata Bali yang memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya daerah. Ketua BTB/GIPI Bali, IB Agung Partha Adnyana, menekankan pentingnya acara ini bagi para pelaku industri pariwisata.
Menurutnya, mendengar visi dan misi yang jelas dari kedua paslon terkait pariwisata adalah langkah penting bagi para stakeholder untuk menentukan sikap dalam mendukung salah satu paslon. "Kami ingin mendengar pemaparan visi dan misi dari kedua paslon. Pariwisata Bali sangat signifikan dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan di Bali. Karena itu, sangat penting bagi Gubernur dan Wakil Gubernur Bali yang terpilih nantinya untuk memiliki komitmen jelas dalam mengelola pariwisata Bali," jelasnya.
Agung Partha menambahkan, industri pariwisata Bali mencakup 1,2 juta potensi suara, belum termasuk anggota keluarga mereka. "Angka tersebut sangat besar dan menunjukkan betapa pentingnya komitmen kedua paslon terhadap pariwisata. Komitmen ini akan menentukan arah pariwisata Bali kedepannya," ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, sebagai pihak swasta, BTB/GIPI Bali dan para stakeholder pariwisata bebas menentukan pilihan politik berdasarkan penilaian mereka terhadap visi dan misi yang paling sesuai untuk keberlanjutan pariwisata Bali. "Kami bersepakat bahwa paslon yang dianggap memiliki visi terbaik untuk pariwisata akan kami dukung," tambahnya.
Agung Partha juga mengingatkan, separuh kekuatan ekonomi Bali berada di sektor pariwisata, sehingga calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali harus memiliki komitmen dan program yang konkret untuk memajukan industri ini. "Jika kedua paslon tidak memiliki komitmen yang jelas, saya khawatir pariwisata Bali akan mengalami kemunduran, yang tentu saja akan berdampak besar pada pembangunan di berbagai sektor di Bali," ungkapnya.
Pertemuan ini dinilai sangat penting untuk mendengar dan memahami lebih dalam bagaimana masing-masing paslon berencana memimpin Bali dalam menghadapi tantangan di sektor pariwisata di masa mendatang. Kebijakan yang diambil oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Bali terpilih akan sangat memengaruhi kesuksesan pembangunan di Bali.
Ketua Panitia dengar komitmen kedua paslon, Putu Winastra menjelaskan acara ini diselenggarakan bersama 29 asosiasi lainnya untuk menunjukkan kepada paslon bahwa asosiasi pariwisata Bali memiliki pengaruh besar. "Kami memiliki data bahwa sekitar 1,2 juta orang bekerja di sektor pariwisata Bali," tambahnya.
Pada acara tersebut, seluruh asosiasi pariwisata Bali menyampaikan permasalahan pariwisata sekaligus menawarkan solusi. "Pandangan kami mengenai masa depan pariwisata Bali akan kami sampaikan kepada gubernur yang terpilih, bukan hanya sekadar mengkritik," ujar Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asita Bali ini.
Menurut Winastra, pariwisata Bali memerlukan perhatian khusus dari setiap pasangan calon (paslon) gubernur. Selama ini, asosiasi pariwisata Bali merasa belum mendapat dukungan yang memadai, salah satu contohnya adalah fasilitas gedung BTB yang dinilai kurang layak. "Kami seharusnya mendapatkan fasilitas yang lebih baik, mengingat kami merupakan brand ambassadornya pariwisata Bali," ujarnya.
Jadwal masing-masing paslon diatur secara terpisah. Paslon nomor urut 1, Made Muliawan Arya dan Putu Agus Suradnyana (PAS) dihadirkan pada pukul 10.00-12.00 Wita. Sementara itu, paslon nomor urut 2, Wayan Koster dan I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) dihadirkan pada pukul 13.30-15.30 Wita.