balitribune.co.id | Nusa Dua - Menjelang Imlek pada 29 Januari 2025 yang merupakan libur nasional, sejumlah hotel di kawasan pariwisata Nusa Dua telah menempatkan pernak pernik untuk memeriahkan perayaan tahun baru Imlek bagi warga Tionghoa tersebut. Pengelola kawasan pariwisata Nusa Dua Kabupaten Badung berharap, momen libur Imlek bertepatan dengan akhir pekan yang panjang ini akan mampu mendatangkan wisatawan domestik ke kawasan Nusa Dua.
Pasalnya, sepanjang tahun 2024 lalu, pengelola kawasan pariwisata Nusa Dua mencatat adanya peningkatan kunjungan turis nusantara hingga 20 persen di kawasan yang dikelola ITDC ini. General Manager Nusa Dua, I Made Agus Dwiatmika mengatakan, dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi peningkatan kunjungan wisatawan nusantara di kawasan.
"Kalau kita bagi per negara memang yang paling tinggi adalah dari Indonesia atau nusantara. Karena ada pergeseran dari wisatawan, yang tadinya sebagian ke luar negeri itu memilih ke Nusa Dua. Jadi secara komposisi per negara itu Indonesia, peningkatan nusantara hingga 20 persen," ungkapnya di Badung, Senin (13/1).
Pascalibur tahun baru 2025, kawasan Nusa Dua masih dikunjungi wisatawan dari berbagai negara. Pihaknya pun mengaku belum menerima laporan dari hotel-hotel di dalam kawasan mengenai pembatalan kunjungan wisatawan dari Amerika Serikat pascakebakaran hebat di Los Angeles yang terjadi pada pekan lalu.
"Secara spesifik kami belum menerima adanya laporan (dari hotel-hotel di kawasan adanya pembatalan kedatangan wisatawan dari AS karena terdampak kebakaran di Los Angeles). Karena kemarin berkaitan dengan tahun baru. Jadi tidak ada kami dengar pembatalan kunjungan terkait dengan kebakaran. Mungkin karena kejadian cukup cepat. Sehingga mungkin rencana-rencana sebelumnya atau rencana-rencana yang sudah dibuat untuk ke Bali itu tidak terlalu berpengaruh dengan kebakaran tersebut," bebernya.
Direktur Utama ITDC, Ari Respati mengatakan, secara mengejutkan di tahun 2024 kunjungan wisatawan domestik meningkat cukup drastis. Dimana biasanya kunjungan di kawasan Nusa Dua didominasi wisatawan dari Australia. "Karena kampanye pemerintah untuk berwisata di Indonesia tampaknya cukup berhasil," ujar Ari.
Ia menambahkan, sepanjang tahun 2024 okupansi atau tingkat hunian kamar hotel di kawasan adalah yang tertinggi sepanjang sejarah keberadaan Nusa Dua selama 51 tahun. Okupansi rata-rata 76 persen periode Januari-Desember 2024. Ia memprediksi, pada perayaan Imlek di tahun 2025 ini bertepatan akhir pekan yang panjang akan berdampak positif bagi okupansi hotel di kawasan.
Pihaknya pun mengaku kerap berkoordinasi dengan pengelola hotel di kawasan Nusa Dua untuk tetap menerapkan protokol kesehatan ditengah isu penyebaran virus Human Metapneumovirus (HMPV). "Kalau Imlek, seperti tahun-tahun sebelumnya hotel-hotel sudah mulai dihiasi dekorasi Imlek. Hotel-hotel pun terus menerapkan standar protokol kesehatan," katanya.