BALI TRIBUNE - Program Bali Mandara yang dicanangkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika bersama Wakil Gubernur Ketut Sudikerta, khususnya pada program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Bali, khususnya di Jembrana.
Sebelum lahirnya program nasional yang dikenal dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), semua masyarakat memanfaatkan JKBM. Alasannya, JKBM gratis dan pelayanan kesehatan sangat bagus, meskipun Kelas III.
Masyarakat juga tidak pernah dibebankan premi sepeserpun dan semua premi ditanggung pemerintah. Namun saat ini, lewat program JKN, masyarakat harus mengeluarkan kocek untuk membayar premi yang nilainya cukup lumayan.
Hal ini banyak dikeluhkan masyarakat Jembrana dalam reses anggota Komisi II DPRD Provinsi Bali Made Suardana, selama delapan hari (16-23 Oktober 2017). Menurut dia, dalam reses tersebut masyarakat Jembrana menginginkan pemerintah memberikan pelayanan kesehatan tetapi premi ditanggung oleh pemerintah provinsi. "Masyarakat minta pelayanan JKN dengan bebas premi alias gratis. Semua biaya premi dibantu Pemerintah Provinsi Bali,” jelas Made Suardana, yang juga anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Bali.
Pelayanan kesehatan diharapkan menjadi prioritas setiap program pemerintah. Karena itu, masyarakat Jembrana mengharapkan pemerintah bisa membantu masyarakat secara umum untuk mendapatkan kartu JKN yang bebas premi. "Kalau sekarang masyarakat kurang mampu dapat Kartu Indonesia Sehat (KIS). Sementara masyarakat lainnya kalau ingin memiliki BPJS, mereka harus membayar sesuai kelas yang diikuti," ujarnya, kemarin.
Dalam reses tersebut, masyarakat berharap usulan tersebut dapat diteruskan ke pemerintah, baik di daerah maupun di pusat. "Diharapkan perjuangan ini bisa dilakukan secara bertahap, dengan memberikan JKN bebas premi mulai masyarakat yang kurang mampu, masyarakat bendega/nelayan, masyarakat petani dan pada akhirnya semua masyarakat akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama seperti JKBM," urainya.
Sementara di bidang pertanian, masyarakat Jembrana, khususnya di Melaya, sudah menghimpun diri dalam kelompok tani. Selama ini di Jembrana, daerah pertanian lebih banyak mengharapkan air tadah hujan karena kesulitan sumber air.
Namun hal itu tidak mengurangi semangat petani di Jembrana, yang juga mengalami keterbatasan sarana dan prasarana. Atas dasar itu, masyarakat petani meminta bantuan kepada Pemerintah Provinsi Bali berupa alat pembuatan sumur bor dan 100 mesin pompa serta bantuan bibit. "Petani kita juga minta bantuan bibit bawang untuk lahan 40 hektar, dan bibit kelapa genjah,” kata Made Suardana.