Diposting : 31 January 2018 22:42
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Wilayah Denpasar (Bali, NTB dan NTT) akan mengoptimalkan penggunaan aplikasi digital dalam hal permohonan kredit. Hal itu untuk mempermudah, mempercepat dan akuntabilitas proses putusan kredit dari 7 hari menjadi 2 hari. Penggunaan aplikasi ini akan mulai diberlakukan pada 5 Februari 2018 mendatang. Demikian disampaikan Pemimpin BRI Kanwil Denpasar, Dedi Sunardi kepada awak media di Denpasar, Selasa (30/1).
Dia menjelaskan aplikasi digital untuk permohonan kredit mikro ini disebut BRISPOT atau sistem perkreditan online terpadu. Selain itu juga ada aplikasi MyBRI untuk kredit konsumer. “Semua tenaga pemasar kita kasi gadget. Jadi dengan penggunaan aplikasi kita minimalisir paper. Ini semua terintegrasi dengan beberapa instansi terkait. Kalau sudah e-KTP maka data si pemohon kredit langsung nge-link ke Disdukcapil dan juga langsung terkoneksi dengan SLIK (sistem layanan informasi keuangan),” jelas Dedi.
Sementara itu pada 2017 lalu disebutkannya jumlah dana pihak ketiga (DPK) BRI Wilayah Denpasar sebesar Rp 27,6 triliun. “Pertumbuhan kita pada 2017 sebesar 15,9 persen year on year (YoY). Ternyata masyarakat di BRI wilayah Denpasar masih punya banyak uang terbukti tumbuh 15,9 persen untuk simpanan,” sebutnya. Lanjut dia mengatakan, terkait pinjaman atau kredit yang disalurkan sepanjang tahun 2017 sebesar Rp 33,5 triliun.
Jumlah itu kata dia tumbuh sebesar Rp 3,9 triliun atau 13,19 persen dari tahun 2016 lalu. “Pencapaian kredit sedikit kurang dari target yaitu Rp 34,1 triliun,” imbuh Dedi. Sedangkan untuk penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) pada Januari-November 2017 lalu sebesar Rp 4 triliun. Menurut Dedi NPL atau Non Performing Loan (kredit bermasalah) BRI wilayah Denpasar berada ditingkat rendah yaitu 1,2 persen.
Dikatakan Dedi pada 2018 ini pihaknya tetap menggenjot penyaluran kredit untuk usaha kecil dan menengah (UKM) dengan melakukan penurunan suku bunga menjadi single digit. “Suku bunga KUR turun dari 9 persen menjadi 7 persen. Kita juga akan meningktkan kerjasama dengan antar BUMN,” katanya.
Dedi membeberkan pada tahun 2018 ini target DPK sebesar Rp 30,6 triliun yakni naik 10,82 persen dari tahun 2017 lalu. Sedangkan target penyaluran kredit tahun ini mencapai Rp 39,3 triliun. Target penyaluran KUR tahun 2018 sebesar Rp 5 triliun untuk Bali, NTB dan NTT diantaranya KUR mikro Rp 4,2 triliun dan KUR kecil atau ritel Rp 800 miliar. “Sekarang 50 persen target BRI ke sektor produktif seperti pertanian, industri pengolahan, perikanan dan kelautan,” bebernya.