“Buka Puasa Kebangsaan” Undang 6 Ribu Orang | Bali Tribune
Diposting : 16 June 2017 20:14
Djoko Moeljono - Bali Tribune
Kolonel Inf J Hotman Hutahaean, SSos.
Kolonel Inf J Hotman Hutahaean, SSos.

BALI TRIBUNE - Dalam suasana bulan suci Ramadhan 1438 H yang diyakini umat Muslim di seluruh dunia sebagai bulan yang penuh berkah, Kodam IX/Udayana akan menggelar acara “Buka Puasa Kebangsaan” dengan menghadirkan 6.000 orang dari berbagai elemen masyarakat, pejabat pemerintahan, TNI, Polri, akademisi, kalangan swasta, media, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, ormas dan masyarakat umum, termasuk wisatawan mancanegara pada Selasa (20/6) di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Pecatu, Kabupaten Badung.

Kapendam IX/Udayana Kolonel Inf J Hotman Hutahaean, SSos., Kamis (15/6), di Makodam IX/Udayana, menyampaikan, acara ini digagas Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak, SIP., MSc., dengan tujuan mempererat silaturahmi segenap komponen bangsa di tengah ujian dan cobaan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia dengan berbagai isu (SARA, sikap intoleran, radikalisme, terorisme maupun radikal lainnya).

Pangdam IX/Udayana juga mengajak seluruh elemen bangsa dan segenap warga negara Indonesia, khususnya yang tengah berada di Bali-Nusra untuk menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan dengan tidak menyia-nyiakan pengorbanan para pahlawan pendahulu dan tidak mengkhianati kesepakatan para pendiri bangsa (founding fathers) yang telah banyak berjasa dalam merebut kemerdekaan ini dari tangan kaum penjajah.

“Ingat, bahwa kemerdekaan ini bukan merupakan pemberian cuma-cuma atau suatu hadiah, melainkan direbut atas dasar perjuangan gigih, jerih payah, cucuran keringat, tumpahan darah, dan pengorbanan jiwa raga para pahlawan pendahulu yang didukung oleh segenap lapisan masyarakat, demi sebuah kemerdekaan dan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini,” kata Kolonel Hotman Hutahaean.

Perwira menengah lulusan Akmil 1988 itu juga mengajak semua elemen masyarakat untuk senantiasa menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan. “Jangan sia-siakan pengorbanan para pahlawan serta cita-cita para pendiri bangsa ini. Jauhkan rasa saling membenci, rasa iri hati, dengki, dan permusuhan. Jangan memaksakan kehendak dengan mengedepankan ego-ego sektoral dan kepentingan golongan, karena semua itu tidak sejalan dengan kesepakatan, cita cita para pahlawan dan pendiri NKRI ini,” tutur mantan Kasandidam IX/Udayana yang pernah menjabat Dandim 1605/Belu Korem 161/Wira Sakti.

Sebagai warga negera Indonesia (WNI) sepatutnya menyadari dan mensyukuri bahwa hidup dalam keberagaman ini adalah suatu anugerah dan takdir bangsa Indonesia. “Jadikan keberagaman ini sebagai pelangi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perbedaan yang ada adalah merupakan kekayaan yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain di dunia manapun. Yakini bahwa Pancasila adalah satu-satunya ideologi yang paling cocok dan dapat mempersatukan serta mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, kuat, dan sebagai bangsa pemenang yang disegani oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini,” jelasnya.