Diposting : 30 October 2018 06:08
Djoko Purnomo - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Meski baru berkembang, namun dancesport (olahraga dansa) Bali telah menjadi barometer perkembangan olahraga ini di Tanah Air. Keberhasilan meraih dua medali emas di kejurnas, merupakan salah satu bukti keberhasilan pembinaan dancesport Bali.
“Dancesport Bali telah tumbuh pesat, dari nol menjadi 100 couples, ini sungguh luar biasa sehingga alasan itulah kami menjadikan Bali sebagai tuan rumah Bali Open International Dance Festival (BOIDF),” ucap Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Olahraga Dancesport Indonesia (IODI), Heru Sutantio, Minggu (28/10).
Ditemui di sela-sela penutupan BOIDF, Heru Sutantio didampingi Sekum PP IODI, Ni Made Suparmi mengatakan alasan lain digelarnya event ini di Bali karena daerah ini sebagai pusat pariwisata dunia sehingga banyak atlet dansa negara lain turut serta, selain pedansa dari provinsi lain di Indonesia.
Dijelaskannya, pada BOIDF yang merupakan pertama kalinya digelar dengan mengundang peserta dari sejumlah negara, diikuti pedansa dari 17 negara. Kejuaraan dansa tingkat internasional bertajuk BOIDF 2018, lanjut dia, dihelat mulai 25 Oktober lalu dengan jumlah beserta 300 orang lebih termasuk dari provinsi-provinsi di Indonesia.
Dengan pesatnya perkembangan dancesport Bali dengan pelatih asal Italia, menurut Heru Sutantio dipastikan akan menjadi ancaman bagi provinsi lainnya, yang selama ini menjadi kiblat perkembangan olahraga dansa di Indonesia.
“Jika selama ini barometer olahraga dansa di Indonesia itu adalah Sulsel, Jatim, Jabar namun kini bertambah yakni Bali. Dan kami tahun depan akan menggelar event BOIDF yang jauh lebih besar dari sekarang sekaligus Pra-PON,” ujarnya.
Ditanya prediksi prestasi dansa Bali di ajang Pra-PON dan PON mendatang, Heru mengatakan Bali memiliki potensi meraih medali emas di PON XX/2020 Papua mendatang jika strategi yang diterapkan nantinya tepat.
Sementara itu, Sekjen PP IODI yang juga Ketum Pengprov IODI Bali, Ni Made Suparmi menambahkan, pihaknya juga mengapresiasi penunjukan Bali sebagai tuan rumah event ini.
"Begitu saya informasikan kepada atlet-atlet seluruh Bali, mereka sungguh antusias. Karena bisa merasakan persaingan dengan atlet-atlet luar negeri. Dan memang, atlet Bali yang tampil berasal dari sembilan kabupaten dan kota di Bali," ujar Suparmi.
Tentunya, selain mengasah atlet-atlet muda, juga dijadikan sebagai ajang pemanasan atlet Bali sebelum menuju kancah nasional dimana dipersiapkan menuju Pra-PON dan tentunya PON.