67 Pemanah Ikuti Gladen Ageng Jemparingan JBTAC | Bali Tribune
Diposting : 23 April 2018 21:30
Djoko Purnomo - Bali Tribune
panahan
PANAHAN - Para panitia Gladen Ageng Jemparingan JBTAC foto bersama seusai pembukaan, kemarin.

BALI TRIBUNE - Sebanyak 67 atlet panahan tradisional mengikuti Gladen Ageng Jemparingan yang dihelat Jepun Bali Traditional Archery Community (JBTAC) serangkaian Hari Kartini tahun 2018, di Lapangan Istana Jepun Bali, Denpasar, Minggu (22/4).

Gladen Ageng (latihan bersama skala besar) dibuka Ketua Pengprov Perpani Bali, I Gusti Ngurah Wisnu Mataram didampingi Ketua JBTAC, Dewa Putu Susila, Pembina JBTAC, Dewa Nyoman Budiasa, Penasihat JBTAC, AA Anom Giri, dan Ketua Perpani Denpasar  I Wayan Lodera.

Para peserta terdiri dari 39 pemanah putra dan 28 pemanah putri itu berasal dari berbagai komunitas panahan tradisional di Bali. Ada satu peserta dari Solo yang ikut memeriahkan event yang juga dirangkai dengan peresmian fasilitas latihan baru di Istana Taman Jepun ini.

Anom Giri menjelaskan gladen ageng memiliki empat tujuan. Pertama, untuk memotivasi anak-anak dalam pembiasaan menghadapi gladen. Kedua, untuk meningkatkan prestasi yang mereka miliki termasuk ke tahapan yang lebih luas atau ke tingkat nasional. Ketiga, menumbuhkan kepercayaan diri anak jika menghadapi gladen. Keempat, evaluasi diri bagi pelatih, sejauh mana program latihan yang sudah dicapai.

"Sasaran yang hendak kami capai adalah pemanah bisa berlaga di event porprov, Gladen Nusantara, serta PON," ujar Anom Giri yang juga pengurus Dewan Pembina Jemparingan Nusantara ini. 

Dewa Susila, Ketua JBTAC menambahkan peserta terwakili dari seluruh Bali. "Kami ingin melestarikan panahan tradisional. Mencari pembibitan. Kami juga manfaatkan momen Kartini. Semoga bisa terus berkembangan. Sportivitas tetap diutamakan," tegasnya.

Dewan Penasihat JBTAC,  Dewa Nyoman Budiasa berharap aktivitas ini akan terus diperhatikan. "Jemparingan warisan budaya. Pemerintah agar mulai memperhatikan olahraga yang berbasis budaya lokal," ujarnya.

Ketum Perpani Bali, Wisnu Mataram dalam sambutan pembukaan menegaskan panahan tradisional makin bergelora di nusantara. "Mungkin tahun 2019 bisa eksebisi di Porprov Bali di Tabanan dengan syarat semua kabupaten punya klub. Terima kasih untuk para ortu yang sudah memberi dukungan," tegasnya.

Gladen Ageng ini dibagi menjadi lima kategori. SD A (kelas1-3) jarak 10 m, SD B (kelas 4-6) jarak 20 m, SMP jarak 20 m, umum jarak 30 m serta kategori beregu yang terdiri dari dua pemanah. Hadiah khusus diberikan untuk regu putri saja sebagai apresiasi Hari Kartini.

Ada dua target yang dibidik pemanah. Sepuluh rambahan pertama membidik face target dan sepuluh rambahan kedua membidik bandulan. Tiap rambahan menggunakan empat anak panah. Pemanah yang menjadi juara selain mendapatkan piala, piagam, dan bingkisan, juga mendapat uang pembinaan.