Denpasar, Bali Tribune
KONI Bali dijadwalkan menggelar tes fisik tahap IV (terakhir) bagi atlet Pelatda PON Bali pada pertengahan Agustus mendatang. Tes fisik ini menjadi ajang evaluasi bagi seluruh atlet Bali yang akan berlaga di PON XIX/2016, September mendatang di Jawa Barat.
“Tes tahap akhir akan kami selenggarakan pada 18 sampai 20 Agustus. Pada dasarnya kami tidak ingin ada pencoretan atlet. Tapi, itu semua tergantung dari atlet itu sendiri. Sebab, jika tidak ada progres peningkatan dari hasil tes fisik, keberangkatan memang benar-benar ditunda,” ungkap Wakil Ketua KONI Bali, Maryoto Subekti di KONI Bali, Rabu (27/7).
KONI Bali sendiri, kata dia, tidak ingin ada atlet yang dicoret ke PON mendatang, dan dikirim tidaknya atlet Pelatda PON Bali tergantung hasil tes fisik tahap akhir nanti. Karenanya, ia berharap pada tes nanti ada perkembangan signifikan dari kondisi atlet itu sendiri.
Kata pria yang juga mantan atlet itu, jika dilihat dari hasil tes fisik tahap pertama hingga ketiga, secara umum memang ada progres peningkatan. Begitu juga nanti di tes fisik tahap akhir, hasil tes fisik memang harus benar-benar ada peningkatan.
“Memang tidak ada perkecualian. Sebab, ini kesempatan terakhir untuk menunjukkan level kemampuan fisiknya. Dan, bagi cabor atlet atraktif itu dituntut sudah level 14,” tegas Maryoto Subekti, sembari menyebut level 14 itu sangat yakin diraih atlet tinju. Sementara futsal yang awalnya sempat bagus, kini dalam perjalannya tidak terlihat ada peningkatan. Hal-hal semacam itu memang tetap kami evaluasi. Termasuk cabor dari atlet lainnya, diharapkan tembus level kemampuan fisik 14.
Kata Maryoto, untuk TC Sentralisasi yang sudah akan mulai digulirkan, untuk ketentuan program fisiknya kini hanya hitungan 20 persen di TC Sentralisasi. Sehingga, saat ini lebih dituntut pada menetapkan taktik strategi dalam pertandingan.
“Di sana sesungguhnya jika atlet itu masih dipertahankan. Berdasarkan hasil tes fisik 1-4 nantinya. Dan, kami tegaskan, tetap membantu untuk pelatih dan atlet,” terang Maryoto sembari berharap semua atlet PON wajib mengikuti tes terakhir. Didampingi atlet dan manajernya.
Dia menambahkan, pencoretan bisa saja untuk menunda keberangkatannya ke PON Jabar karena banyak faktor data-data pendukung yang dipakai patokan. Itu dilakukan untuk meminimalisir timbulnya gejolak.
“Jika atlet sudah berlatih, dia yakin ada efeknya. Tetapi sejauhmana, itu tergantung daripada atlet sendiri. Dan, semua atlet PON sudah masuk jajaran atlet elite. Jadi, dia tahu apa yang harus diperbuat untuk mencapai prestasi puncak di PON Jabar nantinya,” papar Maryoto Subekti.