Gianyar, Bali Tribune
Anak-anak WNA dan WNI di Gianyar mendapat pelatihan menetaskan telor kura-kura lanjutkan melepaskan tukik di Pantai Saba, Blahbatuah, Gianyar, Minggu (22/5). Dalam peringatan hari kura-kura sedunia yang jatuh pada taggal 23 Mei, diharapkan menumbuhkan kecintaan terhadap alam dan kura-kura sejak dini. Selian itu memberi aspek positif terhadap dunia kepariwisataan setempat.
Didampingi orang tua, anak-anak warga negara asing yang tinggal di Bali serta anak-anak lokal berbaur di Pantai Saba. Mereka kemudian bersama-sama diajarkan bagaimana cara pemeliharaan telor kura-kura dan peretasannya. Kegiatan ini mengambil momentum hari kura-kura sedunia yang jatuh pada tangal 23 Mei.
Usai penguburan telor di dalam pasir, puluhan ekor tukik pun disiapkan untuk dilepas. Bersama komponen konservasi serta instansi terkait, anak-anak ini dipandu untuk memastikan tukik dapat hidup di alam bebas. “Melalui kegiatan ini, kami harapkan dapat menanamkan cinta lingkungan dan satwa, khususnya kura-kura terhadap anak-anak sejak dini. Apalagi kura-kura kini di ambang kepunahan akibat penangkapan liar,” uangkap GM Bali Zoo AA Gde Lasmana yang menggas kegiatan.
Kegitaan ini melibatkan orang asing dan lapisan masyarakat, termasuk pemerintah dan pelaku usaha untuk melestarikan satawa kura-kura yang memiliki peran besar bagi Pariwisata Bali.
Pengelola Peretasan telor Kura-kura Saba Asri, I Made Kiki menuturkan, dengan kegiatan ini pihaknya berharap kesadaran masyarakat terhadap kelestarian kura-kura atau penyu, semakin meningkat. “Saya sangat senang semakin banyak yang terlibat dalam penyelamatan penyu ini. Khususnya taman satwa Bali Zoo yang telah menunjukkan komitmennya sebagai lembaga konservasi yang konsisten untuk membantu kami dalam proses peretasan telor penyu ini,” ungkapnya.
Ditambahkan aktivitas peretasan telor penyu di Pantai Saba sudah dilakukannya sejak tahun 2017 silam. Berawal dari keprihatinannya melihat telor penyu yang digali dan dimakan anjing liar. Telor-telor itu kemudian ditanam ulang di rumahnya dan setelah menjadi tukik, lanjut dilepas ke alam bebas. “Hingga kini, sudah lebih dari 10 ribu tukik yang kami kemi lepas ke laut,” pungkasnya.