
balitribune.co.id | Mangupura - Anggota DPRD Badung I Made Suwardana memberikan apresiasi acara Caitra Pratisprada yang diselenggarakan oleh Desa Adat Kapal dan Sabha Yowana Palwa Negara Desa Adat Kapal, Kecamatan Mengwi.
Acara yang meliputi lomba Ogoh-Ogoh dan lomba pementasan Ogoh-Ogoh Caka 1947 serta Dharmasanti Penyepian Isaka Warsa 1947 diharapkan bisa menjadi wahana pelestarian seni adat dan budaya Bali yang ada di Desa Adat Kapal.
Hal itu disampaikan Made Suwardana saat mendampingi Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa menghadiri acara Penyerahan Hadiah Lomba Ogoh-Ogoh yang digelar di Wantilan Desa Adat Kapal, Mengwi, Minggu (6/4).
Made Suwardana berharap acara ini tidak sebatas perayaan spiritual tetapi juga wahana pemberdayaan generasi muda dalam menghidupkan kembali nilai-nilai budaya leluhur.
Sementara itu, Bupati Adi Arnawa juga menyampaikan apresiasi mendalam kepada Bendesa Adat Kapal beserta seluruh unsur Desa Adat Kapal, karena telah berhasil melaksanakan rangkaian Hari Raya Nyepi dengan kondusif, tertib dan penuh makna.
Menurutnya, kegiatan seperti lomba Ogoh-Ogoh bukan sekadar bentuk ekspresi seni, tetapi juga representasi dari spirit gotong royong, kreativitas generasi muda, serta manifestasi nilai-nilai lokal yang terus relevan di tengah perubahan zaman. “Pemerintah Kabupaten Badung sangat mendukung kegiatan semacam ini, yang merupakan bagian dari pelestarian budaya sekaligus penguatan identitas kultural masyarakat. Ini bukan hanya soal seni pertunjukan, tetapi juga bentuk nyata implementasi Tri Hita Karana dalam kehidupan bermasyarakat,” ujar Bupati.
Sebagai bentuk dukungan, motivasi, penghargaan atas partisipasi dan dedikasi mereka dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya, Bupati membantu anggaran kreatifitas sebesar Rp 30 juta untuk penyelenggaraan Lomba Ogoh-ogoh, serta Rp 2 juta untuk masing-masing peserta, dengan total terdapat 17 Sekaa Teruna Teruni (STT) yang terlibat aktif dalam lomba yang telah diselenggarakan.
Bendesa Adat Kapal I Ketut Sudarsana melaporkan bahwa lomba Ogoh-Ogoh dan pementasannya tidak hanya menjadi ajang kompetisi seni, tetapi juga sarana pendidikan karakter bagi generasi muda. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ruang dialog antar generasi untuk memperkuat solidaritas sosial, mendorong kolaborasi lintas banjar, dan memperkokoh kepercayaan terhadap sistem adat sebagai pilar utama identitas Bali. “Kami ingin menjadikan kegiatan ini sebagai media untuk menjauhkan pemuda dari pengaruh negatif, seperti pergaulan bebas dan penyalahgunaan teknologi, sekaligus memperkuat kesadaran mereka akan pentingnya menjaga warisan budaya," ujarnya.
Untuk Juara I lomba Ogoh-ogoh, diraih oleh STT. Armada dari Br. Muncan, Juara II diraih oleh STT. Putra Tunggal dari Br. Belulang, dan Juara III STT. Taruna Jaya dari Br. Tambak Sari.