balitribune.co.id | Ubud - Minggu (15/9), ARMA Museum & Resort mengumumkan penutupan ARMA Fest yang telah digelar secara megah. Festival ini berlangsung dengan sebuah acara yang menangkap esensi kekayaan budaya dan semangat kreativitas warga Bali dengan tagline “Tradition Remagined”.
Tema Tradition Remagined menekankan pada perayaan budaya Bali tradisional yang menyelipkan unsur kontemporer dan interpretasi inovatif. Hal Ini menandakan penghormatan yang tulus terhadap warisan dan adat istiadat budaya Bali yang kaya akan keragaman budaya dan juga merangkul semangat evolusi dan adaptasi ke zaman modern saat ini.
ARMA Fest 2024 mempertemukan para seniman, penampil, penikmat dan penggemar seni budaya Bali dalam perayaan warisan seni Bali melalui pagelaran seni budaya Bali yang dilakukan sekali dalam setahun melalui ARMA Fest 2024. Acara ini menampilkan serangkaian pertunjukan yang memikat hati para penonton lokal maupun mancanegara untuk bergabung bersama, dan lokakarya interaktif membuat penikmat menjadi tergubris untuk lebih mendalami seni budaya Bali.
Pertukaran budaya dalam acara ini berhasil memfasilitasi pertukaran ide dan ekspresi artistik yang dinamis, menumbuhkan apresiasi lebih mendalam terhadap warisan budaya Bali. Sehingga berhasil membuat para pemuda Bali untuk lebih maju dalam hal seni dan budaya maupun kearifan lokal.
Keterlibatan dan partisipasi para peserta dalam lokakarya, berinteraksi dengan para seniman, dan menanamkan kepercayaan diri dalam suasana yang semarak, serentak dan menciptakan pengalaman tidak akan pernah terlupakan dalam jiwa pemuda Bali.
ARMA Fest 2024 menerima umpan balik yang positif dari para peserta atau penikmat seni. General Manager ARMA Museum & Resort, Made Suhartana mengatakan, acara ini diperingati secara mendalam dan dengan kualitas pertunjukan, pameran yang sangat luar biasa. "Jadi, apapun jenis umpan balik yang diberikan akan menjadikan kami lebih baik lagi di tahun-tahun berikutnya," jelasnya.
Kata dia, melalui ARMA Fest 2024 berharap bisa mendorong kenaikan okupansi atau tingkat hunian di Bali khususnya di Ubud dan bisa mengajak pelaku pariwisata lainnya untuk mendukung festival ini. "Karena, kami meyakini bahwa ARMA Fest merupakan salah satu bentuk nyata dari pelestarian seni dan budaya Bali, yang semakin ke sini semakin terdesak dengan budaya-budaya luar yang masuk ke Bali. Acara ini juga merupakan bukti kekuatan budaya dan kreativitas yang abadi, dan kami berterima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi," katanya.
Hari kedua festival sekaligus penutupan, dimeriahkan Talk Show, Astera, Kerta Art, SMKN 3 Sukawati (Sanggar Seni Kokar), Saba Sari - Cak Solo, Saba Sari - Legong Bapang Barong, Soulfood, El Sava.
Acara ini adalah puncak dari dedikasi dan semangat para seniman Bali selama ini baik dari tim ARMA maupun para seniman yang berpartisipasi di dalamnya. ARMA Fest 2024 berkomitmen untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan para peserta. "Kami telah menerapkan protokol keselamatan yang ketat sesuai dengan pedoman setempat untuk memastikan pengalaman yang aman dan menyenangkan bagi semua orang," tegasnya.