Negara Bali Tribune
Menjelang arus mudik Lebaran, Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk dinyatakan siap melayani pemudik jalur darat yang menggunakan jasa penyeberangan di Selat Bali. Kesiapan melayani arus mudik Jawa-Bali itu selain dari kesiapan armada dan dermaga pada kedua pelabuhan – Ketapang dan Banyuwangi - juga pada bidang kemanan, ketertiban dan kenyamanan serta keselamatan pengguna jasa penyeberangan.
General Manager (GM) PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Pelabuhan Ketapang, Mohamad Yusuf Hadi, mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai persiapan secara maksimal baik sarana maupun prasarana terkait dengan kesiapan menghadapi arus mudik Lebaran tahun ini. Disebutkannya, dibandingkan dengan tahun lalu, pada arus mudik tahun ini yang diperkirakan mulai terjadi pada H-7 Lebaran akan terjadi peningkatan traffic penumpang 5 hingga 10 persen.
Untuk mengantisipasinya, pihaknya akan mengoprasikan 48 unit kapal untuk melayani penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. Masing-masing kapal itu memiliki kapasitas angkut hingga 275 orang penumpang serta 58 unit sepia motor dan 26 unit kendaraan roda dua. Diakuinya, pihaknya tidak melakukan penambahan kapal selama arus mudik namun mengoptimalkan da mengefektifkan kapal yang ada dengan menambah masing-masing dua trip perjalanan hingga bisa mencapai 10 trip per kapal per harinya.
Terlebih, menurutnya, saat ini kapal Portlink yang memiliki daya angkut jauh lebih besar yang sempat digunakan saat mudik tahun lalu kini melayani penyeberangan Bali-NTB dari Pelabuhan Penyeberangan Padang Bai menuju Pelabuhan Penyeberangan Lembar melalui Selat Lombok. Pihaknya juga akan mengoprasikan 14 dermaga yang ada dikedua pelabuhan. Terkait adanya pengisian data seluruh penumpang pada manifest yang dikhawatirkan akan menimbulkan penumpukan dan kemacetan, menurutnya pihaknya telah berkordinasi dengan instansi terkait baik itu Syahbandar, OPP, Kepolisian dan Dinas Perhubungan.
Lembar formulir manifest itu akan dibagikan sejak H-7 Lebaran di beberapa titik di luar pelabuhan seperti di Jembatan Dangin Tukadaya, Jembrana yang kini masih jebol maupun Jembatan Timbang Cekik serta beberapa toko swalayan sehingga diyakininya tidak akan menghambat. Namun diakuinya, dari awal perjalanan pemudik harus membawa bolpoint untuk mengisi formulir data penumpang kapal sebelum diserahkn saat akan menaiki kapal di Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk.
Hadi yang dikonfirmasi per telepon pada Senin (27/6) itu mengaku hingga saat ini belum bisa menerapkan tiket online seperti layaknya pada penerbangan maupun kereta api karena terkendala sistem. Dikatakannya, untuk penyeberangan menurutnya tidak hanya memperhitungkan penumpang saja malainkan juga kendaraan dan barang sehingga hingga kini pengguna jasa penyeberangan masih harus membeli tiket melalui loket tiket dipintu masuk pelabuhan. Pihaknya telah menyiapkan tujuh loket di Pelabuhan Gilimanuk.
Adanya ketakutan terkait kerawanan gangguan keamanan saat arus mudik khusunya di pelabuhan dan di atas kapal, menurutnya telah dilakukan sterilisasi dan pengetatan pengamanan di pelabuhan dengan berkordinasi dengan pihak kepolisian begitupula dengan pengamanan di atas kapal, pihaknya mengaku setiap kapal akan dijaga oleh personil kepolisian baik secara terbuka maupun tertutup sehingga diharapkannya bisa mencegah berbagai aksi kejahatan.
Sedangkan untuk keselamatan kapal, pihaknya menyebutkan kapal-kapal yang melayani penyeberangan sudah memenuhi standar minimum serta sudah dilakukan uji kelayakanoleh pihak Syahbandar. Sebelumnya, Wakil Ketua DPD RI, Prof DR Farouk Muhammad yang malaksanakan pemantauan persiapan arus mudik lebaran di Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk, Minggu (26/6) petang, menyatakan, kesiapan arus mudik Lebaran tahun ini jauh lebih baik dari arus mudik tahun-tahun sebelumnya.