Atlet Bali Songsong Era Keemasan, Anggaran Keolahragaan 2 Persen dari APBD Bali | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 November 2024
Diposting : 11 April 2018 20:26
San Edison - Bali Tribune
KONI Bali
BAHAS - Ketua Pansus Ranperda Keolahragaan DPRD Provinsi Bali, Bagus Suwitra Wirawan, dan Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi, usai rapat dengar pendapat, Selasa (10/4).

BALI TRIBUNE - Era keemasan olahraga Bali boleh dibilang sudah di depan mata. Pasalnya, tidak berapa lama lagi Bali akan memiliki Perda tentang Keolahragaan, yang mengatur masalah hulu hingga hilir dunia olahraga di Pulau Dewata.

Tak hanya olahraga, para atlet juga dipastikan akan segera mencicipi era keemasan ini. Sebab, soal apresiasi bagi atlet berprestasi hingga atlet purna prestasi pun akan diatur khusus dalam Ranperda Keolahragaan ini.

Hal ini terekam dalam rapat dengar pendapat Pansus Ranperda Keolahragaan DPRD Provinsi Bali, dengan KONI Bali, pakar olahraga, atlet hingga mantan atlet Bali, yang berlangsung di Gedung DPRD Provinsi Bali, Selasa (10/4). Rapat dipimpin langsung Ketua Pansus Ranperda Keolahragaan DPRD Provinsi Bali, Bagus Suwitra Wirawan.

Dalam penjelasan awal, Bagus Suwitra memaparkan secara umum urgensi kehadiran payung hukum keolahragaan di Bali. Di antaranya terkait sarana dan prasarana olahraga yang masih minim, anggaran keolahragaan yang jauh dari harapan, hingga apresiasi untuk atlet yang belum cukup membanggakan.

"Banyak atlet kita yang berprestasi, tapi jauh dari perhatian. Mereka bahkan menjadi pedagang. Padahal mereka pernah berprestasi di level nasional bahkan internasional," tutur Bagus Suwitra.

Kondisi ini, menurut dia, berbeda jauh dengan sejumlah daerah di Jawa, seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur, yang sudah memberikan perhatian khusus kepada atlet dan masa depannya. Demikian pula terkait anggaran keolahragaan yang sangat menunjang prestasi atlet di semua cabang olahraga.

"Di Jawa Timur misalnya, atlet tidak lagi berpikir soal perut. Pemerintah memberikan perhatian yang layak, tidak saja saat mereka berprestasi, tetapi juga pasca menjadi atlet," beber Bagus Suwitra.

Ia pun meminta masukan stakeholder untuk menyempurnakan Ranperda Keolahragaan yang sedang dibahas ini. Salah satu aspirasi yang kuat pada kesempatan tersebut adalah terkait anggaran keolahragaan yang dipatok minimal 2 persen dari total APBD Bali.

Aspirasi lainnya adalah soal perhatian pemerintah kepada para atlet. Perhatian itu tidak saja saat mereka berprestasi, namun juga ketika sudah purna atlet.
"Sebelum saya menjadi Ketua KONI Bali, anggaran kita sekitar Rp 2-3 miliar. Tahun lalu sekitar Rp 15 miliar, dan ditambah di anggaran perubahan," kata Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi, usai rapat tersebut.

Soal anggaran 2 persen yang akan diatur dalam Ranperda Keolahragaan, diakuinya itu tentu kabar baik bagi dunia olahraga Bali. Hanya saja, pihaknya masih menghitung, sehingga anggaran tersebut benar-benar ideal.