Diposting : 10 July 2018 00:15
Djoko Purnomo - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Pengkab Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kabupaten Badung keluar sebagai juara umum dalam Sirkuit Kelompok Umur (KU) Seri II Panjat Tebing di Sport Center Kebo Iwo, Gianyar yang berakhir Minggu (8/7).
Pertandingan yang berlangsung sejak Kamis (5/7) lalu itu, pemanjat Tebing asal Badung berhasil mengumpulkan total 8 medali emas, 5 medali perak dan 9 medali perunggu dari total 24 medali emas yang diperebutkan.
Hasil maksimal yang diraih Pengkab FPTI Badung ternyata berbanding terbalik dengan FPTI Tabanan. Tuan rumah Porprov Bali XIV/2019 itu tak satupun berhasil meraih medali. Padahal tahun depan Tabanan selaku tuan rumah multi event dua tahunan antarkabupaten/kota di Bali.
Di satu sisi dengan hasil maksimal atlet FPTI Badung akhirnya berhasil menggeser dominasi sang juara bertahan Pengkab FPTI Jembrana. Setelah sebelumnya di Seri I di Denpasar bulan April lalu FPTI Jembrana keluar sebagai juara umum. Namun di seri II Badung yang sebelumnya sebagai runer up di seri I berhasil membalikkan keadaan dan keluar sebagai juara umum di seri II.
Ketua Umum Pengprov FPTI Bali, Putu Yudiatmika mengakui dari rencana awal yang memperebutkan 30 keping medali emas, sebanyak 6 medali tidak dihitung hanya diberikan sekedar poin karena pesertanya di 6 nomor tersebut kurang dari 3 orang.
Ini terjadi karena Sirkuit KU-9, KU -12, KU -14 dan KU -16, jadwalnya berbenturan dengan pendaftaran siswa sekolah baru. "Kami akui ini tidak maksimal atlet yang turun. Atlet banyak sibuk mencari sekolah," tutur Yudiatmika.
Dia mengakui Badung dan Buleleng memang memiliki potensi tinggi atletnya. Hanya saja, atlet yang dikirim Badung lebih konsisten untuk kriteria atlet yang memenuhi juara. Sehingga akhirnya keluar sebagai juara umum.
"Sirkuit ini memang rutin ada kejutan. Makanya 3 faktor harus benar-benar dijalankan jika ingin juara. Pertama soal kelenturan tubuh, ini harus betul-betul dilatih dengan rutin. Ini juga berimbas pada teknik pemanjatan. Akan dapat teknik tersendiri selain teori. Selanjutnya baru ada pada titik power,” ujarnya.
Kata Yudiatmika, jika sudah sejajar proses latihannya di panjat tebing memang biasa saling mengalahkan. Bayangkan saja, atlet yang sebelumnya juara masih bisa digeser atlet dari daerah lainnya.
"Mudah-mudahan seri III yang juga final di Buleleng nanti lebih kompetitif," harap Yudiatmika.
Soal kenapa Tabanan tertinggal karena Pengkab FPTI Tabanan belum memiliki sarana tempat latihan. Sebelumnya Gianyar juga mengalami hal serupa. Jelang Porprov Gianyar mereka membeli fasilitas latihan. Hingga akhirnya medali dapat terpecahkan. Dan, perlahan mulai mensejajarkan diri dengan daerah lainnya.