Diposting : 8 January 2021 06:25
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Balitribune.co.id | Negara - Hingga kini masih terus ditemukan bangkai satwa laut dilindungi yang terdampar di pesisir selatan Jembrana. Kendati telah berkali-kali adanya satwa laut yang mati di perairan selatan Jembrana, namun belum diketahui penyebab pasti matinya berbagai jenis satwa laut tersebut.
Di perairan selatan Jembrana sudah sering kali ditemukan bangkai berbagai jenis satwa laut di lindungi. Bangkai satwa laut tersebut terdampar setelah terbawa arus iar laut pasang. Bahkan tidak jarang bangkai satwa laut terdampar dalam kondisi membusuk dan sudah tidak utuh. Teranyar seekor ikan lumba-lumba terdampar di Pantai Rambutsiwi, Banjar Tegak Gede, Desa Yehembang Kangin, Mendoyo Kamis (7/1).
Informasi penemuan bangkai mamalia laut ini dengan cepat menyebar melalui media social.
Bahkan bangkai satwa laut dilindungi ini sempat menarik perhatian warga. Instansi terkait langsung menindaklanjuti informasi adanya penemuan satwa laut ini. Pihak kepolisian setempat bersama petugas Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Kamis pagi langsung turun melakukan pengecekan ke lokasi.
Kapolsek Mendoyo Kompol I Made Karsa didampingi petugas Resort KSDA Jembrana, Gilimanuk, I Wayan Suamba mengakui adanya bangkai lumba-lumba yang terdampar di pantai tersebut.
Menurutnya berdasarkan keterangan yang diperoleh, sebelum tersebar di dunia maya, bangkai lumba-lumba itu ditemukan oleh warga sekitar. "Iya memang benar kami temukan seekor lumba-lumba yang sudah mati terdampar di Pantai Rambursiwi yang ditemukan oleh warga setempat” ujarnya.
Berdarsakan pengecekan pihak BKSDA, ikan lumba-lumba tersebut diperkirakan mati terdampar terjadi sekitar dua hari yang lalu. Namun belum diketahui menjadi penyebab terdamparnya lumba –lumb tersebut.
Sementara itu Petugas Resort KSDA Jembrana, I Wayan Suamba mengatakan lumba-lumba yang mati terdampar di kawasan pesisir pantai Rambutsiwi tersebut adalah jenis lumba-lumba hidung botol dengan panjang 1,3 meter dan diameter 30 Cm. Diakuinya kondisi saat ditemukan sudah menimbulkan bau busuk.
"Memang jalur laut di selatan Pantai Rambutsiwi memang sering dilintasi oleh kawanan atau kelompok lumba-lumba. Selanjutnya lumba-lumba ini sudah kami kuburkan disekitar lokasi penemuan," paparnya.