Diposting : 10 June 2019 23:51
Ketut Sugiana - Bali Tribune
balitribune.co.id | Semarapura - Bangunan dapur milik Dewa Ketut Diana (62), warga Banjar Pekandelan, Desa Nyalian, Banjarangkan, Klungkung, nyaris ludes terbakar. Kejadian berawal ketika keluarga Dewa Ketut Diana memasak nasi mempergunakan kayu bakar di dapur tradisionil di rumah mereka. Tanpa diduga ketika ditinggal pemiliknya untuk menyaksikan fogging massal di desa tersebut. Saat kembali, Dewa Ketut Diana kaget karena api sudah membumbung tinggi, langsung melakukan pemadaman secara manual seraya berteriak teriak minta tolong. Dengan dibantu tetangga menyiram air seadanya, sehingga api yang hampir menghanguskan seluruh bangunan dapur mereka segera dapat dipadamkan.
Korban Dewa Ketut Diana ditemui tidak bisa menjelaskan apa penyebab terjadinya kebakaran yang hampir meludeskan bangunan dapur rumahya. Ia hanya mengaku biasa memasak di dapur sekitar pukul 07,00 dengan menggunakan kayu bakar. Karena ada kegiatan fogging di sekitar dekat rumahnya ditinggal menonton penyemprotan fogging. Mungkin korban lupa dia sedang memasak saat ditingggal. Saat korban kembali, api sudah membesar melalap dapurnya, ia hanya bisa berteriak teriak minta tolong, karena tempat menaruh kayu bakar dengan tempat tungku perapian memasak sangat dekat, sudah tentu api seketika melalap kayu dan menghanguskan bangunan dapurnya.
Perbekel Desa Nyalian, Banjarangkan, Klungkung Cok Gde Putra, Sabtu(8/6) membenarkan adanya bangunan dapur milik Dewa Ketut Diana terbakar. Kebakaran terjadi Sabtu (8/6) sekitar pukul 7.45 Wita dan api yang sempat membesar tiba-tiba, bisa diatasi warga setempat. “Bangunan yang terbakar tersebut milik Dewa Ketut Diana, bersyukur dalam hitungan cepat kebakaran bisa diatasi tanpa meminta bantuan dinas Kebakaran, Klungkung,” terangnya;
Perbekel Cok Gde Putra menyayangkan musibah tersebut. Dirinya meminta kepada warga agar berhati hati saat memasak, musim kering seperti saat ini sangat rawan kebakaran terjadi. Menurutnya, kerugian yang diderita korban sekitar Rp 3 juta lebih.