Banting Setir Buka Patiseri dan Jual Sayur, Omzet Naik Berkat Digitalisasi | Bali Tribune
Diposting : 25 August 2022 17:58
YUE - Bali Tribune
Bali Tribune / DIGITALISASI - salah seorang pengusaha di Bali yang memperluas pangsa pasar dan akses konsumen melalui digitalisasi
balitribune.co.id | DenpasarMemulai sesuatu yang baru tidaklah mudah, butuh tekad dan keberanian. Namun yang dilakukan oleh para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ini bisa menjadi inspirasi. Ditengah banyaknya tantangan selama pandemi Covid-19, mereka percaya akan ada hasil baik, asal tidak menyerah. Seperti yang dialami Ivana Gabriella, pemilik usaha Bite Bali mengambil keberanian untuk pindah haluan dengan berbisnis patiseri croissant setelah dirumahkan dan bisnis keluarganya merosot akibat pandemi.
 
Sementara Amilus Sholikhah, pemilik usaha Sayur Express, banting setir dari bisnis katering sehat jadi jualan sayur segar. Keduanya pun memutar otak untuk terus mengembangkan usahanya, dan menjadikan Grab sebagai bagian dari perjalanan memperluas pangsa pasar dan akses konsumen melalui digitalisasi.
 
Usaha Bite Bali yang didirikan oleh Ivana Gabrielle (23) telah berjalan dua tahun dengan produk andalannya yaitu patiseri croissant. Pihaknya tidak menyangka bisa mendapatkan penghasilan dari usaha sendiri. Ia mengaku, jika bukan karena pandemi, sepertinya ide untuk merintis bisnis sendiri tidak akan terwujud. "Di awal pandemi, usaha laundry untuk pelanggan hotel yang telah dijalankan oleh keluarga, merasakan dampak, sehingga terpaksa merumahkan karyawan," katanya di Kuta, Badung, Selasa (23/8).
 
Selama di rumah saja, Ivana yang jago masak awalnya membuat kreasi singkong goreng untuk ditawarkan ke teman-teman orangtuanya dan mendapatkan respon positif lalu mulai menerima pesanan. Peluang ini dimanfaatkan untuk mendapatkan penghasilan dan membantu perekonomian keluarga. Setelah dua bulan menjalankan usaha singkong goreng, ia memiliki ide untuk membuat produk baru yaitu croissant dengan isian krim kekinian (Lotus Biscoff) yang ternyata disukai konsumen dan menjadi laris.
 
Sebagai industri rumahtangga, bisnisnya sangat bergantung pada cara dia melayani pelanggan. Ivana membutuhkan platform yang bisa mempermudah mengantarkan pesanan ke konsumen. "Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, saya memilih menggunakan layanan GrabExpress. Sejak pelanggan semakin banyak, saya sangat perlu bantuan mitra pengiriman. Setelah menggunakan layanan pengiriman, bisnis ini rasanya semakin lancar dan omzet ikut naik sampai 55 persen," kata Ivana. 
 
Ia mengaku, dari yang awalnya modal bisnis jutaan, kini pendapatan per bulan naik sampai 55 persen. "Bahkan kini saya bisa membuka offline store di kawasan Kuta. Untuk kemudahan transaksi menggunakan OVO untuk mendukung pembayaran," ujarnya. 
 
Sementara itu Amilus Sholikhah (39) bercita-cita untuk memiliki bisnis sendiri yang bisa diwariskan ke anak cucu. Pada 2019 dia mendirikan usaha katering sehat dan memiliki enam orang karyawan, usahanya pun terhantam pandemi. Demi tetap bisa mempertahankan karyawan, ia kemudian banting setir dengan berjualan sayur yang produknya didapat dari pemasok bisnis kateringnya dulu.
 
Tantangan berjualan sayur mentah yang tidak tahan lama pun ia rasakan. Sehingga harus mencari cara agar produknya bisa dipasarkan ke konsumen yang luas dan dalam waktu cepat. ’’Di momen itu saya langsung berpikir, harus jualan secara online. Saya mencari tahu lewat internet dan lantas mendaftar sebagai mitra merchant GrabMart pada November
2020. Tidak lama setelah proses registrasi, toko online Sayur Express aktif,” ujarnya.
 
Adaptasi dari model bisnis offline ke online pun menjadi kunci keberhasilannya. Sekitar enam bulan mencari cara terbaik sampai akhirnya bisa menyesuaikan dengan model penjualan yang tersedia di dalam layanan.  Setelah bisa berjualan online dan menjangkau konsumen lebih luas, usaha Sayur Express mengalami peningkatan omzet secara bertahap.
 
"Untuk transaksi, Sayur Express menggunakan OVO sehingga konsumen pun menjadi lebih mudah berbelanja, aman, dan nyaman. Sebelum bisa berjualan online, omzet saya bahkan pernah minus karena tidak ada pemasukan. Setelah menggunakan layanan online, omzet cenderung meningkat hingga sekarang dengan penambahan revenue 30 persen dari total omzet,’’ ungkapnya.