BALI TRIBUNE - Data di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Parbud) Bangli menujukan hanya 31 sanggar yang terdata. Dari 31 sanggar yang terdata ada yang bergerak di bidang seni pertunjukan , lukis, ukir, sastra dan sinema.
Kabid Kesenian Disparbud Bangli I Nyoman Wiradana saat dikonfirmasi terkait keberadaan sanggar di Bangli, Rabu (25/4), mengungkapkan, sejatinya banyak sanggar berdiri di Bangli, namun baru 31 sanggar mendaftar. Sementara untuk sanggar yang terdaftar masih tetap eksis samapi saat ini. Ia mengatakan dengan terdaftarnya banyak sanggar kita libatkan dalam berbagai event, seperti berpatisipasi dalam ajang Pesta Kesenian Bali. Ia mencontohkan Sanggar Rare Angon dilibatkan tahun ini dalam ajang PKB.
Untuk bisa terdaftar, pemilik sanggar harus melampirkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, surat pernyataan pihak desa yang menyatakan keberadaan sanggar di desanya dan melampirkan struktur kepengurusan sanggar. “Kalau persyaratan sudah lengkap langsung bisa kita masukkan ke data,” sebutnya.
Dari total jumlah 31 sanggar yang terdata, 25 sanggar bergerak di bidang seni pertunjukan, 2 sanggar bidang seni sastra, 2 sanggar bidang seni sinema, 1 sanggar bidang seni ukir dan 1 sanggar bidang seni lukis.
Apakah sejauh ini ada pemberian anggaran pembinaan kepada sanggra yang sudah terdata atau terdaftar ? Kata I Nyoman Wiradana tidak ada anggran untuk pemibinaan sanggar, tetapi sanggar yang terdata sering kita libatkan keikutsertanya dalam berbagai even seni dan budaya. “Dengan terdatanya keberadaan sebuah sanggar, tentu akan lebih mudah kami lakukan kordinasi bila sewaktu-waktu sanggar dibutuhkan untuk mengikuti even seni budaya,” ujar I Nyoman Wiradana.