Berkat KUR, Pelaku Usaha Fesyen Endek Makin Bergairah | Bali Tribune
Bali Tribune, Rabu 04 Desember 2024
Diposting : 10 September 2023 17:29
YUE - Bali Tribune
Bali Tribune / PELAKU USAHA - Salah seorang pelaku usaha fesyen kain tradisional Bali sekaligus desainer yang memanfaatkan kredit usaha rakyat (KUR)

balitribune.co.id | Denpasar - Permodalan menjadi faktor penting dalam perjalanan sebuah usaha. Namun tidak banyak pelaku usaha yang memiliki permodalan sendiri, sehingga memerlukan bantuan permodalan dari perbankan. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan kredit usaha rakyat (KUR) BRI dengan suku bunga rendah dapat membantu pelaku usaha di Bali. 

Hal ini diakui, Komang Lusi Damayanti pemilik merk usaha Lusi Damai yang mengandalkan pinjaman modal dari bank dalam mengembangkan usahanya hingga mampu mengenalkan hasil karyanya ke mancanegara. "Saya juga salah satu penerima KUR BRI. Dengan bunga yang rendah meminjam KUR Rp 25 juta dengan tenor 2 tahun," ungkapnya saat ditemui di Denpasar beberapa waktu lalu. 

Berkat kegigihan menjalankan usaha, Komang Lusi mampu menyelesaikan kreditnya dari hasil penjualan karyanya. Pelaku usaha di bidang fesyen yang menggunakan bahan baku tenun endek khas Bali ini mengaku salah satu desainer ternama dari Paris Christian Dior sempat melihat langsung karya-karyanya pada akhir tahun 2022 lalu dalam sebuah fashion show. "Saya sangat bangga dapat terlibat dalam fashion show berskala internasional tersebut," katanya. 

Ia sejak kecil sudah terbiasa dengan dunia garmen, tukang jahit berbagai jenis kain, mesin jahit, karena orang tuanya yang memiliki usaha garmen. Mantan pekerja pariwisata di salah satu hotel bintang lima di Bali ini mengaku diminta meneruskan usaha orangtuanya di bidang garmen. "Kain-kain yang ada di gudang serta daya imajinasi saya dapat memantik kreativitas saya untuk membuat pakaian dari endek," tutur Komang Lusi.

Saat memulai menjadi desainer, pakaian buatannya hanya dijual ke teman-temannya, namun lama kelamaan mulai memiliki jejaring pemasaran. "Hingga akhirnya saya memiliki brand sendiri, Lusi Damai. Saya pun mengikuti pameran di Pesta Kesenian Bali (PKB)," terangnya.

Apalagi saat ini, pegawai di Bali sudah terbiasa menggunakan seragam dari endek Bali. Hal tersebut yang membuatnya semakin bersemangat menjalankan usaha ini. "Sampai sekarang saya aktif mengikuti berbagai pameran, selain PKB juga pameran Bali Bangkit untuk memperkenalkan karya-karya terbaru saya. Bahan baku kain tenun endek yang awalnya saya peroleh dari hunting di Pasar Klungkung, seiring bertambahnya permintaan, saya pun mulai menelusuri perajin kain tenun endek," beber Komang Lusi. 

Menurutnya setiap perajin tenun memiliki ciri khas motif sendiri-sendiri. Hal itulah yang membuat pakaian endeknya juga memiliki ciri khas. “Dalam setiap price tag pakaian kami selalu tulis nama perajinnya. Tujuannya agar penenun lokal juga dapat terangkat,” kata Komang Lusi.

Berbagai model pakaian berbahan endek ia ciptakan mulai dari blazer, dress, kemeja, dan model lainnya. "Saya membangun jaringan pemasaran, memanfaatkan sosial media, dan memanfaatkan permodalan dari perbankan merupakan hal yang dilakukan untuk mengembangkan usaha saya. Dalam sebulan, membukukan omzet Rp 30 juta sampai Rp 40 juta," imbuhnya.