BI: Optimisme Konsumen Bali Tetap Kokoh Memasuki 2025 | Bali Tribune
Bali Tribune, Sabtu 01 Februari 2025
Diposting : 20 January 2025 20:03
ARW - Bali Tribune
Bali Tribune / Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja.

balitribune.co.id | Denpasar - Memasuki tahun 2025, optimisme konsumen di Bali tetap berada dalam zona positif. Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Bali pada Desember 2024, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat sebesar 139,5. Walaupun sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 143,1, angka ini masih berada di atas ambang batas 100, yang menandakan kepercayaan masyarakat Bali terhadap kondisi ekonomi tetap solid.

"Secara nasional, IKK mencatat peningkatan dari 125,9 menjadi 127,7, mencerminkan sentimen positif konsumen di berbagai wilayah Indonesia. Survei Konsumen yang dilakukan secara rutin oleh Bank Indonesia ini bertujuan untuk memahami persepsi konsumen mengenai kondisi ekonomi saat ini dan harapan mereka terhadap masa depan," sebut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, melalui siaran persnya, Senin (20/1).

Menurutnya, keyakinan konsumen Bali tetap kokoh meskipun menghadapi berbagai tantangan global dan nasional. Hal ini didukung oleh tingkat inflasi yang terkendali pada 2,34% (yoy) di Desember 2024, yang berada dalam rentang target inflasi nasional sebesar 2,5% ± 1%. Selain itu, momentum perayaan Natal dan Tahun Baru juga memberikan dorongan positif terhadap perekonomian lokal.

Selanjutnya dikatakan, Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) menunjukkan peningkatan signifikan, terutama pada sektor lapangan kerja dan pendapatan. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja tumbuh sebesar 2,5% (mtm) menjadi 143,0, sementara Indeks Penghasilan Saat Ini meningkat 1,8% (mtm) menjadi 139,5. Namun, penurunan terjadi pada Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), dari 154,3 menjadi 146,3 (-5,2% mtm).

Penurunan IEK dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk: Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja (Turun 7,1% menjadi 143,5), Ekspektasi Kegiatan Usaha (Turun 5,5% menjadi 147,0). Ekspektasi Penghasilan (Turun 2,9% menjadi 148,5).

"Penurunan ini mencerminkan kehati-hatian konsumen terhadap kondisi ekonomi dalam enam bulan mendatang, terutama di tengah dinamika ekonomi global yang tidak menentu," ungkapnya.

Lantas Bank Indonesia menegaskan bahwa menjaga stabilitas inflasi di Bali merupakan kunci untuk mendukung daya beli masyarakat. Inflasi yang terkendali tidak hanya mendorong konsumsi rumah tangga tetapi juga memperkuat investasi dan produktivitas ekonomi Bali.

Sentimen positif yang tetap terjaga diharapkan dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan, meskipun tantangan global dan nasional terus berkembang. Sinergi antara Bank Indonesia, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas harga serta memperkuat daya beli masyarakat.

"Dengan pendekatan kolaboratif ini, Bali diharapkan dapat terus mencatatkan capaian positif yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah," pungkasnya.