BNI Bantu 1500 Test Swab dan Satu Unit Alat PCR di RS Bali Mandara | Bali Tribune
Diposting : 12 July 2020 10:36
Bernard MB. - Bali Tribune
Bali Tribune / BANTUAN - Penyerahan bantuan oleh Direktur Treasuri & Internasional BNI 46, Putrama Wahju Setyawan didampingi pimpinan BNI Bali Nusra, Made Sukajaya kepada Direktur Utama (Dirut) RS Bali Mandara, dr Bagus Darmayasa pada Sabtu (11/7).
balitribune.co.id | DenpasarBNI ikut berperan aktif dalam penanganan Covid - 19. Ini seiring bantuan dari BNI 46 peduli berupa satu unit alat PCR dan 1500 test swab kepada Rumah Sakit (RS) Bali Mandara. Bantuan ini diserahkan langsung oleh Direktur Treasuri & Internasional BNI 46, Putrama Wahju Setyawan didampingi pimpinan BNI Bali Nusra, Made Sukajaya kepada Direktur Utama (Dirut) RS Bali Mandara, dr Bagus Darmayasa pada Sabtu (11/7).
 
Putrama mengatakan, aksi BNI berbagi ini merupakan rangkaian dalam rangka HUT ke 74 BNI. Sebelummya, BNI membagikan Alat Pelindung Diri (APD). Sementara untuk test swab ini, BNI membagikan 30 ribu untuk seluruh Indonesia dan Bali kebagian 1500 plus satu alat PCR. "BNI turut berperan aktif membantu pemerintah dalam penanganan Covid - 19 ini. Harapan kami, ekonomi di provinsi Bali ini kembali berjalan normal," ungkapnya.
 
Sementara Made Sukajaya menambahkan, ada beberapa hal yang dilakukan BNI terkait dengan pandemi Covid - 19 ini. Pada saat masyarakat dirumahkan, BNI membagikan paket sembako. Sekarang BNI membagikan test swab secara gratis. "Ini bentuk partisipasi kita, bentuk suport kita kepada pemerintah provinsi Bali melalui Rumah Sakit Bali Mandara. Harapan kita, kondisi Covid - 19 di Bali dapat dipetahkan lebih detail sehingga mudahkan pemerintah dalam penanganan dan masalah Covid - 19 ini dapat diatasi," ujarnya.
 
Dirut RS Bali Mandara menyambut gembira bantuan dari BNI itu. Sebab, Rumah Sakit milik pemerintah provinsi Bali itu baru memiliki satu alat PCR. Sementara rata - rata sample yang diambil setiap harinya sebanyak 700-an. "Terimakasih BNI, jadinya alat kita sekarang ada dua. Karena ini butuh ketelitian, tidak boleh cepat - cepat supaya hasilnya benar - benar akurat. SDM kita juga masih kurang, jadinya dibagi dalam dua shift setiap lima jam ganti supaya petugasnya tidak kelelahan. Kita juga keterbatasan di analis yang idealnya lima belas orang, kita baru punya sepuluh" tuturnya.