Calendar of Event 2023 dan Bali Tourism Media Center Club Diluncurkan | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 17 January 2023 18:59
YUE - Bali Tribune
Bali Tribune / PELUNCURAN - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun saat meluncurkan Calendar of Event 2023 dan Bali Tourism Media Center Club di Kantor Dinas Pariwisata Bali, Renon, Denpasar

balitribune.co.id | Denpasar - Memasuki tahun 2023, pandemi Covid-19 sudah dianggap berakhir yang ditandai dengan dicabutnya status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo beberapa waktu lalu. Kondisi ini harus direspon dengan tindakan yang mampu mempercepat kebangkitan pariwisata Bali. Demikian disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun saat meluncurkan Calendar of Event 2023 dan Bali Tourism Media Center (BTMC Club) di kantor setempat, Selasa (17/1).

Kata dia, ada banyak hal yang perlu dipikirkan untuk perkembangan pariwisata ke depan, karena penanganan pariwisata pasca-pandemi Covid-19 akan sangat berbeda dengan apa yang biasa dilakukan di masa-masa terdahulu. Para pemangku kepentingan tidak boleh “Taken For Granted’ atau acuh melihat perkembangan pariwisata yang mengalir begitu saja. "Sebagai komponen penting dalam pembangunan pariwisata Bali, kita semua harus mampu sebagai mesin yang berperan di posisi masing-masing, yang selalu mampu memberikan power dalam menggerakan pariwisata. Sehingga pariwisata Bali adalah pariwisata yang terkelola dengan baik dan apik, sesuai yang diharapkan dalam Peraturan Daerah Bali Nomor 5 Tahun 2020, tentang Standar Penyelenggaraan Kepariwistaan Budaya Bali," katanya.

Menurut Tjok Bagus, untuk menjaga kualitas pariwisata Bali, maka menjaga kualitas daya tarik wisata menjadi keharusan. Berbicara mengenai pembangunan pariwisata, tidak boleh hanya berpikir tentang bagaimana cara mendatangkan banyak wisatawan, akan tetapi harus memikirkan bagaimana membuat wisatawan bisa betah dan nyaman, serta membuat bisa tertarik untuk balik lagi ke Bali. 

Selain menjaga daya tarik wisata yang telah dimiliki, harus mampu menciptakan variasi sajian lain, di waktu-waktu tertentu bagi wisatawan, salah satunya dengan penyelenggaraan event atau kegiatan, baik event budaya, olahraga, maupun MICE. "Maka dari itu pemerintah daerah sebagai regulator memikirkan bagaimana caranya menciptakan kondisi yang kondusif agar komunitas-komunitas yang ada di kabupaten dan kota bisa menciptakan kegiatan-kegiatan menarik sehingga bisa menjadi variasi daya tarik wisata," ujar Tjok Bagus.

Ia menambahkan, di masa pandemi Covid-19, khususnya di tahun 2022, salah satu daya tarik yang cukup signifikan mampu menarik wisatawan untuk datang ke Bali adalah terlaksananya banyak event di Bali. Setiap kegiatan event, mampu meningkatkan jumlah kunjungan, meningkatkan hunian kamar dan berdampak sangat positif terhadap penyerapan tenaga kerja serta dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitarnya. Di tahun 2022, ada 7 event budaya yang masuk dalam bagian dari Kharisma Event Nusantara, yaitu Bali Spirit Festival, Pesta Kesenian Bali, Sanur Village Festival, Ubud Village Jazz Fesival, Pemuteran Bay Festival, Penglipuran Village Festival, dan Denpasar Festival.

Dinas Pariwisata Provinsi Bali telah mencatat dan mendata event-event yang ada di Bali pada tahun 2023. "Kami susun menjadi Calendar of Event 2023 yang hari ini kita launching bersama-sama. Dalam CoE tahun 2023 tercatat, 66 event yang terdiri dari 51 event budaya, 13 event minat khusus/sport dan 2 event MICE. Sebenarnya masih ada banyak event yang belum tercatat karena kurangnya informasi dari penyelenggara," katanya. 

Selain Calendar of Event 2023, pihaknya juga meluncurkan Bali Tourism Media Center (BTMC Club). "Ruangan ini saya siapkan sebagai Madia Center untuk semua hal yang berkaitan dengan kepariwisataan. Ruangan ini memang didesain seperti ini, tidak berbau formal, justru terkesan seperti tempat minum-minum (Club) hal ini agar sesuai dengan dunia kita dunia pariwisata, yang lebih cenderung menghindari ketegangan dalam menyelesaikan suatu masalah. Dalam dunia hospitality, kesan keakraban yang lebih diutamakan sehingga segala diskusi yang berkaitan dengan kepariwisataan bisa berlangsung cair, tidak formal akan tetapi tetap menghasilkan keputusan yang bermanfaat untuk pariwisata Bali," tutupnya.