Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Dalang Milenial di Tabanan, Perlu Perhatian Agar Tidak Mati Suri

Bali Tribune / BANTUAN - I Kade Yuliawan Dusak (kanan) saat menyambangi kediaman seniman dalang wayang kulit milenial Putu Putra Adnyana serta memberikan support berupa bantuan keropak wayang
balitribune.co.id | DenpasarPemerhati Seni dan Budaya, I Kade Yuliawan kembali menunjukan kepeduliannya kepada para seniman di Kabupaten Tabanan setelah beberapa kali melakukan kunjungan ke sejumlah seniman di Tabanan. Anak dari seniman tabuh dan tari Wayan Begeg ini menyambangi anak binaan seni sekaligus Dalang Wayang milenial Putu Putra Adnyana di kediamannya di Desa Subrata, Minggu (2/4).
 
Pada kesempatan tersebut, Yuliawan yang akrab disapa Pakde Dukuh ini memberikan support berupa bantuan keropak Wayang kepada Putu Putra Adnyana sebagai motivasi seniman muda terus berkarya menjaga tradisi dan budaya yang ada di Bali.
 
“Generasi muda di Tabanan sudah mulai banyak berkecimpung dalam dunia seni. Hal ini perlu kita apresiasi dan perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Apalagi keluarga saya yang berkecimpung dalam dunia seni membawa saya terpanggil untuk ikut membangkitkan serta menjaga kesenian serta budaya yang ada di Tabanan ini,” ungkap pengusaha muda yang bergerak di bidang pariwisata dan  property ini. 
 
Tokoh Masyarakat humanis asal Banjar Pangkung  Delod Peken, Tabanan ini mengatakan, kegiatan seni dan budaya ini tidak boleh mati suri. Karena seni dan budaya merupakan aset bagi daerah dalam menjaga identitasnya.
 
“Konsep kami kedepan untuk membangun serta memelihara kesenian dan budaya Bali, khususnya di Tabanan ini, yaitu mensupport para seniman yang ada di Tabanan dari segala bidang. Contoh, saat ini melihat ada kemampuan generasi muda kita menjadi dalang wayang secara otodidak, hal ini merupakan skill yang langka yang patut kita apresiasi dan memotivasi sehingga para generasi millenial ini tetap mau berkarya dan menjaga budayanya agar tetap eksis sehingga kesenian di Tabanan ini tidak mati suri,” katanya. 
 
Semetara Putu Putra Adnyana sendiri berterimakasih kepada tokoh masyarakat yang mau peduli kepada para seniman lintas generasi. “Saya berterimakasih kepada bapak Made karena sudah bisa memfasilitasi saya dalam melaksanakan kegiatan seni pedalangan wayang kulit ini. Kami sangat bersyukur atas kehadiran beliau yang sangat memperhatikan seniman generasi millenial yang kini sedang berkembang di Tabanan,” ujarnya.
 
Dalang wayang kulit berusia 20 tahun ini mengatakan, pihaknya juga mengapresiasi I Kade Yuliawan Dusak yang telah mensupport masyarakat yang bergerak di bidang pelestari seni dan budaya Bali.
 
“Harapan Kami kedepan apa yang telah diprogramkan ini bisa berkelanjutan kepada seniman-seniman lainnya. Sehingga generasi penerus kita bisa tetap mencintai seni dan budaya yang telah diwariskan oleh leluhur kita di Bali,” pungkasnya.
wartawan
RAY

Raih Gelar Doktor Hukum, Purnamawati Minta Tanah Adat Disertifikatkan

balitribune.co.id | Denpasar - Universitas Warmadewa melahirkan Doktornya yang ke 20. Adalah Ni Luh Gede Purnamawati setelah ujian sidang terbuka disertasinya dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan pada Jumat, 1 Agustus 2025. Dalam disertasinyanya, sang Notaris ini memilih judul "Penyelesaian Sengketa Tanah Adat yang Dimanfaatkan Untuk Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan di Provinsi Bali".

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Jejak Hijau Mahasiswa PNB di Desa Jagapati: Ketika Ilmu, Inovasi, dan Cinta Lingkungan Menyatu dalam KKN-PPM 2025

balitribune.co.id | Mangupura - Di sebuah pagi yang tenang di Desa Jagapati, aroma tanah basah menyambut mentari yang perlahan muncul di balik pepohonan. Di antara alunan suara burung dan deru angin persawahan, tampak sekelompok anak muda berseragam almamater berwarna krem mulai beraktivitas. Bukan untuk berlibur, bukan pula untuk sekadar menyepi dari hiruk pikuk perkuliahan.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Mengurai Benang Kusut Sampah di Bali

balitribune.co.id | Denpasar - Bali, pulau yang dikenal dengan julukan "Pulau Dewata," kini menghadapi kenyataan pahit, darurat sampah. Setiap hari, sekitar 3.436 ton sampah dihasilkan, dengan lebih dari 17% berupa plastik . Ironisnya, lebih dari 60% sampah ini berasal dari aktivitas rumah tangga, bukan dari turis atau industri besar.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.