Dampak Kekeringan, Warga Krisis Air Bersih | Bali Tribune
Bali Tribune, Minggu 01 Desember 2024
Diposting : 8 September 2023 07:51
PAM - Bali Tribune
Bali Tribune/ DISTRIBUSI AIR - Warga mengalami krisis air bersih lantaran debit air di hulu menyusut mengandalkan batuan air bersih didistribusikan menggunakan truk tangki.

balitribune.co.id | Negara - Musim kemarau tahun ini menyebabkan menyusutnya debit air di sejumlah wilayah di Kabupaten Jembrana. Masyarakat di wilayah yang mengalami kekeringan kini mengalami krisis air bersih. Berbagai Upaya dilakukan untuk menangani krisis air bersih, salah satunya pendistribusian menggunakan truk tangki.

Sejumlah wilayah di Jembrana masuk dalam kategori rawan kekeringan. Masyarakat kini merasakan dampak elnino ini. Menyusutnya sumber mata air menyebabkan masyarakat di wilayah yang kekeringan kini mengalami krisis air bersih. Salah satu wilayah yang kini mengalami krisis air bersih adalah Kelurahan Pendem, Kecamaatan Jembrana. Air dari hulu yang mengaliri permukiman  kini tersendat. Warga di wilayah di kawasan utara Kota Negara ini pun kesulitan untuk mendapatkan air bersih.

Lurah Pendem I Putu Eko Darma Wirawan mengakui warga di wilayahnya terdampak kekeringan. Dikatakannya pada musim kemarau ini debit air di hulu menyusut. Ia menyebut ada  dua wilayah di Kelurahan Pendem terdampak krisis Air Bersih. "Ada 450 KK yang terdampak kerisis air bersih di dua Wilayah yaitu Lingkungan Pancar Dawa dan Lingkungan Dewasana. Untuk bantuan air bersih, masyarakat juga kami batasi pengambilan air. Sehari maksimal boleh mengambil hanya 4 timba per KK," tandasnya.

Saat ini instansi terkait masih terus melakukan upaya untuk penanganan dampak kekeringan ini. Salan satunya dengan pendistribusian air bersih di wilayah terdampak kekeringan. Bahkan dampak kekeringan ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Bupati Jembrana, I Nengah Tamba mengungkapkan Kabupaten Jembrana memang mengalami siklus kekeringan setiap empat tahun sekali. Krisis air bersih yang  terjadi saat ini diakuinya merupakan dampak musim kemarau sejak beberapa bulan terakhir.

Pihaknya mengaku, Rabu (6/9/2023) sudah turun langsung ke beberapa lokasi yang mengalami kekeringan untuk melihat kondisi yang terjadi, "Ini fakta itu terjadi di Jembrana. Di beberapa titik masyarakat kekurangan air. Ini karena sumber-sumber air itu sudah kecil, bahkan ada juga yang sudah mati atau kering" ujarnya.

Pihaknya menyatakan sudah mengintruksikan instansi terkait untuk melakukan langkah cepat untuk penanganan dampak kekeringan. Salah satunya pendistribusian  bantuan air bersih. "Kami sudah minta BPBD dan Satpol PP menggunakan mobil tanki dan peralatan lainnya. Kita drop dulu untuk mengatasi kebutuhan dari masyarakat," ungkapnya.  

Ia mengajak seluruh masyarakat Jembrana agar menjaga kesucian atau kelestarian hutan dan pegunungan. "Mari kita bersama-sama menjaga kelestarian alam kita karena Jembrana mengalami siklus kekeringan setiap empat tahun sekali. Mari kita menjaga kelestarian dan keasrian kawasan hutan dan pegunungan (wana kerti)," tandasnya.

Sementara itu bantuan air bersih yang didistribusikan disediakan oleh Perumda Air Minum Tirta Amerta Jati Kabupaten Jembrana. "Kami bantu penyediaan air bersih melalui mobil tanki. Kami kerjasama dengan BPBD dan Satpol PP dan juga kepolisian," kata Direktur Perumda Tirta Amertha Jati Kabupaten Jembrana I Gede Puriawan.

Sebelum cuaca ekstrim seperti saat ini, pihaknya mengaku juga sudah menyediakan air bersih di berapa titik  dengan melibatkan pihak terkait dengan membuat keran-keran umum.

Ia mengakui dampak dari musim kemarau ini juga diperparah karena adanya penebangan hutan secara liar sehingga mengakitbatkan debit air menurun. "Karena sudah ada jaringan kita bisa pasang keran umum, disamping juga menunggu ada daftar tunggu dari masyarakat. Masyarakat yang mau ngamprah baru kita akan buat pengembangan jaringan lebih lanjut asalkan masyarakat juga betul-betul memanfaatkan jaringan kami tersebut menggunakan air dari Perumda Air Minum," tandasnya.