Dampak Pandemi Covid-19, Petani Strawberry di Tabanan Beralih Jual Wisata Petik Buah | Bali Tribune
Diposting : 21 October 2020 06:09
Komang Arta Jingga - Bali Tribune
Bali Tribune/ STRAWBERRY - Petani strawberry beralih jual wisata petik buah.
Balitribune.co.id | Tabanan - Sejumlah petani strawberry di Banjar Candikuning I, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, berinovasi dengan menawarkan wisata petik buah di kebun. Kondisi tersebut sebagai upaya untuk bisa bertahan mendapatkan hasil dari sektor pertanian di tengah menurunnya serapan pasar khususnya hotel dan restoran akibat dampak pandemi Covid-19.
 
Salah satu petani yang menawarkan wisata petik buah strawberry di kebun adalah I Ketut Madriana, di Banjar Candikuning I, Tabanan, Selasa (20/10), mengungkapkan, pandemi Covid-19 telah membuat serapan pasar akan buah strawberry mengalami penurunan dari biasanya. Kondisi tersebut sejalan dengan belum optimalnya operasional hotel dan restoran di Bali di tengah era New Normal yang sebelumnya menjadi konsumen terbesar. 
 
Imbuhnya, menyikapi hal tersebut maka sejak empat bulan terakhir mencoba peruntungan dengan menawarkan paket wisata petik buah strawberry di kebun. “Meski dengan keterbatasan diantaranya, mulai dari lahan parkir, kemudian cara berjualan petik langsung juga tidak tahu, saya nekat membuka wisata petik buah langsung ini. Ternyata minggu pertama respon masyarakat sangat lumayan," tuturnya.
 
Jelas Madriana, pengunjung yang datang dari berbagai daerah di Bali, bahkan juga ada wisatawan dari luar Bali. Akuinya, sehari bisa mendapat omset berkisar antara Rp 1 juta sampai Rp 2 juta dengan rata-rata strawberry yang terjual hingga 20-60 kg per hari, dan pendapatan tersebut bisa meningkat hingga Rp 5 juta pada akhir pekan atau hari libur dengan rata-rata penjualan 60 kilogram sampai 100 kilogram per hari.
 
Pendapatan tersebut hanya bersumber dari buah yang dipetik pengunjung dan dibawa pulang. Contohnya, bila pengunjung membawa pulang 1 kilogram buah strawberry, maka pengunjung cukup membayar senilai 1 kilogram. Begitu pula bila pengunjung hanya membawa pulang setengah kilogram, maka pengunjung juga cukup membayar senilai setengah kilogram, sedangkan untuk tiket masuk atau karcis parkir para pengunjung diberikan gratis. “Saat ini untuk harga per  kilogram strawberry, kami hargai Rp 50.000. Selain itu, untuk buah strawberry yang dimakan langsung di kebun, kami tidak dihitung alias gratis,” ujarnya.
 
Sementara itu, wisata petik buah strawberry ini disediakan dengan luasan lahan mencapai 70 are dari total lahan miliknya yang mencapai 1,6 hektar. Di sisi lain akuinya, meski wisata petik buah langsung di kebun ini cukup efektif untuk menopang penjualan strawberry di tengah dampak pandemi Covid-19, wisata petik buah ini juga memiliki tantangan tersendiri khususnya ketersediaan buah strawberry yang siap petik setiap harinya. "Tetap ada tantangannya, kita harus menyediakan buah siap petik setiap harinya dan ini cukup sulit, karena tiap harinya banyak buah matang yang dipetik,” tandasnya.