Diposting : 16 October 2018 12:07
Agung Samudra - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Musibah kebakaran hutan yang terjadi belakangan ini kembali mengusik rencana penempatan armada damkar di Kintamani. Wakil Ketua DPRD Bangli I Komang Carles kembali mempertanyakan komitemen pemerintah yang berencana menempatkan armada damkar. “Kami mendesak agar apa yang menjadi komitmen pemeritah tentang penempatan armada damkar di Kintamani bisa diwujudkan,” tegas politisi dari Partai Demokrat ini, Senin (15/10).
Menurut Komang Carles, wacana penempatan armada damkar di Kintamani sudah sejak lama muncul, bahkan telah digelontorkan anggaran untuk membuat garase di Kantor Camat Kintamani. “Garase sudah dibuat dan kini justru dijadikan parkiran kendaraan milik pegawai,” ujarnya.
Kata Carles, penempatan armada damkar di Kintamani memang sangat mendesak, apalagi kaitannya dengan musim kemarau yang berlangsung belakangan ini telah terjadi beberpa kali musibah kebakaran hutan. “Selain memiliki hamparan hutan luas yang rentan terbakar saat musim kemarau, wilayah Kintamani paling luas dibandingkan dengan kecamatan lainnya dan sangat layak armada damkar ada di Kintamani,” ungkapnya.
Berkaca dari beberapa musibah kebakaran yang terjadi di Kintamani, kedatangan mobil damkar dari Bangli menyita waktu hampir 1 jam dan bisa bayangkan dalam rentan waktu 1 jam api sudah meluluhlantahkan bangunan. “Sering kali damkar datang terlambat, karena jarak tempuh yang jauh,” ujar Carles.
Hal senada diungkapkan anggota Dewan I Wayan Wirya, menurutnya penempatan armada damkar di Kintamani sangat tepat. Satu armada damkar bisa ditempatkan di Kintamani. “Tempat sudah disiapkan sejak awal, tapi saya kurang tahu kenapa belum terealisasi sampai saat ini,” ujarnya.
Disinggung penempatan damkar di Kintamani karena terbentur jumlah personel yang kurang, kata Wayan Wirya hal tersebut bisa diatasi dengan memanfaatkan tenaga kontrak yang ada. “Kalau memang perlu dibekali ilmu, bisa dilakukan lewat pelatihan-pelatihan, kami di dewan siap membackup anggaran untuk pelatihan,” tegasnya.