balitribune.co.id | Tabanan - Di masa pandemi Covid-19, pelaku usaha kedai kopi kini beralih ke tempat terbuka. Pasalnya, aktivitas di ruangan terbuka diyakini dapat meminimalisir penyebaran wabah global. Hal ini yang mendorong salah seorang pengusaha warung kopi di Kabupaten Tabanan memilih lokasi wisata minum kopi yang menyatu dengan alam.
"Sebelum mendirikan Pondok Kopi Wayan yang berada di tengah persawahan, saya awalnya berkebun. Kemudian ada masukan dari teman-teman untuk membuat tempat nongkrong. Apalagi lokasinya strategis sudah ada jalur trekking sepeda dan jalan. Jadi kita bangun tempat makan di sini," ucap Wayan Darsana, Owner Pondok Kopi Wayan yang berlokasi di Desa Sesandan Dauh Yeh, Kecamatan Tabanan (sebelah barat Taman Kupu-kupu) ketika ditemui di warung setempat, Minggu (6/9).
Meskipun baru dibuka beberapa hari lalu, warung kopi yang menyajikan pemandangan alam Gunung Batukaru dan matahari terbenam, tampak ramai dikunjungi warga lokal sekitar dan Denpasar serta Badung. "Akhir-akhir ini orang-orang di kota sudah mulai jenuh, memilih tempat ngobrol di alam terbuka apalagi ada imbauan jaga jarak sosial. Itu yang membuat lebih tertarik ke tempat luas dan udara lebih bersih. Meskipun di sini area terbuka dan luas, kita tetap menerapkan protokol kesehatan," terang Darsana.
Ia menyebutkan, harga kopi yang ditawarkan Rp 8 ribu untuk berbagai jenis yakni kopi tubruk, kopi saring, cappucino dan latte. Sedangkan untuk makanan mulai Rp 12 ribu hingga Rp 15 ribu. Diantaranya lontong kari, lontong sayur dan nasi goreng. "Kalau kopi, saya roasting sendiri setiap 2 minggu sekali sebanyak 10 kilogram. Jadi, rasa kopinya lebih segar," katanya.
Di luas lahan 55 are ini telah ditanami pepaya, bunga matahari, lemon, durian, kelapa. Warung kopi ini melayani pengunjung mulai pukul 08.00 pagi hingga 19.00 Wita. "Kalau Sabtu dan Minggu mulai dari pagi sudah ada pengunjung yang olahraga sepeda. Begitupun komunitas-komunitas juga banyak yang berwisata sambil minum kopi," jelasnya.