Amlapura, Bali Tribune
Sejumlah informasi yang diposting netizen mengenai warga kurang mampu asal Kubu Karangasem direspon serius Gubernur Bali Made Mangku Pastika kemudian mengutus tim Humas Pemprov Bali untuk meninjau langsung ke lokasi, Senin (30/5). Warga tersebut adalah I Gede Putu (21th) remaja yang berasal dari keluarga kurang mampu, penderita penyakit polio sejak lahir, yang tinggal di Br. Dinas Cucut, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem.
Pada saat ditemui, ibunda Gede Putu, Ni Ketut Copak, menuturkan bahwa sejak lahir anaknya sudah menderita penyakit polio yang menyebabkan tidak bisa berjalan dan duduk serta memiliki kesulitan dalam mengunyah makanan. Selama hidupnya Gede Putu, hanya pernah satu kali dibawa berobat ke Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, namun karena keterbatasan biaya sampai saat ini remaja tersebut belum pernah tersentuh penanganan medis. "Kami hidup sehari-hari saja susah, hanya mengandalkan bantuan dari tetangga sekitar dan memetik dari hasil perkebunan sekitar rumah, untuk itu tidak bisa membawa Gede ke dokter," tutur wanita yang memiliki delapan Anak tersebut.
Ketut Copak juga menuturkan bahwa saat ini, ia hanya mengandalkan bantuan dari tetangga sekitar dan sesekali dari anak-anak nya yang sudah menikah, sedangkan suaminya I Nengah Pandri saat ini juga menderita kurang darah, sehingga tidak bisa optimal membantu dirinya untuk bekerja sehari-hari. Ia berharap, ada bantuan dari Pemerintah untuk meringankan bebannya, khususnya bantuan medis untuk anak dan suaminya.
Prebekel Desa Ban, Wayan Potag, membenarkan bahwa keluarga dari Ni Ketut Copak merupakan salah satu dari kk miskin yang ada di Desa Ban. Keluarga tersebut sebelumnya sudah mendapatkan bantuan bedah rumah dari Pemerintah Desa, namun untuk bantuan medis sampai saat ini belum diperoleh karena keterbatasan dana yang dimiliki oleh desa.
Ia mengungkapkan bahwa jumlah KK miskin yang ada di Desa Ban sebanyak 1.130 dari 3.020 jumlah KK yang ada didesa tersebut. Sampai saat ini kendala yang masih dihadapi oleh masyarakat desanya adalah ketersediaan akses jalan yang memadai, ketersediaan air Bersih serta penambahan jumlah sarana dan prasarana pendidikan. Ia berharap, pemerintah terkait dapat membantu mewujudkan hal tersebut, sehingga Desa Ban dapat dibangun lebih baik lagi.
Warga yang dikunjungi tim utusan gubernur selanjutnya adalah Ni Ketut Pasti (31th) asal Br. Dinas Bantas, Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu, yang mengidap tumor kelenjar sejak 3 tahun lalu. Kondisinya, sangat memprihatikan, dirinya tergolek lemas di tempat tidur yang hanya ditemani seorang anak laki-laki bernama I Wayan Simpen (8th).
Ketut Pasti, mengungkapkan bahwa sejak menderita penyakit tersebut dirinya sudah melakukan kemoterapi sebanyak tiga kali di RSUP Sanglah Denpasar dengan menggunakan tanggungan BPJS Kesehatan. Namun semenjak suaminya yang bernama I Nengah Karta (41th) meninggal 7 bulan yang lalu akibat gagal ginjal, maka saat ini dirinya tidak sanggup melanjutkan pengobantannya lagi karena tidak bisa membayar iuran BPJS Kesehatan. "Saya tidak punya siapa-siapa lagi, saat ini saya hanya bertumpu pada anak saya ini, untuk pengobatan saya pasrah", ujarnya Ketut Pasti yang menumpang tinggal di rumah mertuanya.
Tim pada kesempatan itu menyalurkan bantuan sementara berupa uang tunai dan beras 50 kg guna meringankan beban kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk bantuan selanjutnya akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan instansi terkait. Pada kesempatan tersebut, aliran bantuan juga datang dari Badan koordinasi kegiatan Kesejahteraan sosial (BK3S)Provinsi Bali yang diketuai oleh Ny. Ayu Pastika, pada kesempatan juga mengutus timnya menyampaikan bantuan sementara kepada kedua keluarga kurang mampu tersebut. Gerakan responsif Pemprov Bali ini juga diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat mampu terhadap sesama yang membutuhkan.