
BALI TRIBUNE - Seiring perkembangan ekonomi yang cukup pesat, Desa Tegallalang yang dulunya dikenal bersih, kini justru darurat sampah liar. Senin (4/9) malam, tumpukan sampah liar menyumbat got dan menimbulkan banjir luapan. Pecalang adat pun ikut turun tangan membersihkan got, lantaran air dan luapan sampah mengalir ke badan jalan.
Perbekel Tegalalang Dewa Gde Sutrisna, Selasa (5/9), menyebutkan, pasca banjir luapana yang terjdai semalam, pihak BPBD dan dinas PU Gianyar sudah turun ke lokasi, Selasa pagi. Yakni di sebelah selatan Setra Adat Tegalallang. Dari pantauan bersama, banjir luapan yang sering terjada belakanagan ini karen beberapa faktor. Salah satunya sistem got yang kurang mempertimbangkan kelancaran aliran air. Diperparah dengan tumpukan sampah liar yang memicu penyumbatan. “Kebetulan, kemarin malam kami sedang mendampingi para pecalang melakukan penurunan baliho kedaluwarsa di wilayah setra. Khawatir banjir lauapan membahayakan pengguna jalan yang melintas, pecalang pun kami mohon bantaun untuk membersihkan got malam itu juga,” terang Sutrisna.
Diakuinya, keasadaran masyarakatnya masih rendah dalam menyikapi sampah liar. Kebiasaan membuang sampah ke got masih banyak terjadi sehingga tumpukan sampah liar semakin hari semakin banyak. “Selama ini kami sudah melayani sampah secara swakelola, hanya saja armada sampah hanya satu unit. Dalam waktu dekat kami akan manambah satu Armada sampah lagi dan berharap semua warga ikut program sampah,” ungkapnya.
Kepala BPBD Gianyar A.A. Oka Digjaya menyebutkan, penanganan banjir akibat sumbatan sampah pada saluran got menjadi bencana rutin yang ditangani jajarannya. Mereka pun harus bekerja ekstra mengingat bencana sejenis ini, terjadi hampir di puluhan titik di Kabupaten Gianyar setiap harinya. Sebagaimana penanangan sumbatan got yang dilaporkan Selasa Pagi di Selatan Setra Tengallalang, yang mengakibatkan banjir luapan sejak Senin Malam. Dalam penanagannnya itu, pihaknya memastikan jika penyebab banjir luapan itu adalah sumbatan sampah. Petugas pun hatrus turun ke gorong gorong untuk memebersihkan sisa sampah yang masih menyumbat. “Sumbatan sampah pada got itu cukup tebal. Kami pun harus menyedot aiar terlebiah dahulu,” terangnya.
Oka Digja pun tak hentinya mengimbau agar masyarakat memahami bahaya membuang sampah sembarang. Masyarakat juga diajak untuk bersedia membersihkan saluran got yang ada di depan rumah masing-masing serta lingkungan sekitar. Bukan sebaliknya, malahan membuanhg sampah saat air mengalair. Jika masih ada pembungan sampah ke selokan, bencana banjir luapan seperti ini akan terjadi berulang-ulanga,” pungkasnya.