
balitribune.co.id | Gianyar - Pascahujan lebat dan angin kencang dalam sepekan, pesisir Gianyar kembali dipenuhi sampah kiriman. Syukurnya kali ini sampah plastik tidak lagi mendominasi. Justru lebih banyak potongan limbah bambu dan kayu. Namun, kondisi ini tetap saja membuat suasana pesisir jadi kumuh dan dikeluhkan pengunjung pantai.
Salah satu pegiat lingkungan asal Banjar Gumicik. Desa Ketewel, Sukawati, Wayan Puja, Kamis (10/7) menyebutkan kondisi sampah di pesisir Gianyar kali ini didominasi sampah potong Bambu. "Sampah dari potongan kayu masih ada, sampah plastik juga masih ada," jelas Wayan Puja.
Hanya saja, kondisi sampah yang berserakan di pesisir Gianyar ini kondisinya tidak separah tahun-tahun sebelumnya. "Kondisi sampah di pesisir Gianyar kali ini lebih mendingan, sampah plastik sudah mulai berkurang memenuhi pesisir pantai," jelas Wayan Puja.
Sampah-sampah dari potongan bambu ini dipungut warga lokal untuk kayu bakar. Sedangkan potongan kayu ada beberapa yang menyimpan dalam Kampil untuk dijual kepada perajin handicraft asal Ubud. "Potongan kayu yang bisa dipakai untuk handycraf tidak banyak, namun masih ada warga yang mencari, dikumpulkan beberapa Kampil lalu dijual ke pengepul," ujarnya.
Berkurangnya sampah plastik di pesisir Gianyar menurutnya, setidaknya kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah di tingkat rumah tangga sudah mulai. "Setidaknya edukasi terhadap pengurangan sampah plastik sudah mulai berkurang. Kami harap kesadaran ini terus tumbuh," harapnya. Disebutkan, sampah di pesisir pantai ada sebagai berkah namun sebagiannya sebagai musibah, seperti sampah plastik. Disebut lagi, semakin bersih Pantai saat musim hujan, menandakan warga di hulu tidak membuang sampah ke kali atau sungai.