balitribune.co.id | Mangupura - Festival Layang-layang Bupati Badung Cup 2022 yang dihelat Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Badung di Pantai Pererenan, Mengwi, panen keluhan. Pasalnya, anggaran besar tetapi peserta tetap dipungut biaya pendaftaran, kemudian setelah mendapat juara tidak semua pemenang diberikan hadiah uang.
Aksi protes atas event yang digelar menggandeng komunitas Pelangi Badung ini bahkan belakangan mewarnai sejumlah media sosial. Sejumlah peserta blak-blakan mengaku kecewa lantaran peserta disuruh beli tshirt dan topi seharga Rp 100 ribu, namun hingga festival ditutup barang tak juga diberikan.
Salah satu akun medsos atas nama Kubu Bantas dalam unggahannya mengeluarkan unek-uneknya atas kegiatan yang dihadiri langsung oleh Bupati Badung Nyoman Giri Prasta pada penutupan festival, Minggu (9/10) bersama pejabat Badung.
Dalam unggahan akunnya, Kubu Bantas menyatakan sebagai warga Badung jelas merasa bangga setelah mendengar Semeton Pelangi mengadakan event di tahun 2022 dengan HADIAH PERLOMBAAN TERBESAR DI TAHUN INI. Tetapi rasa bangga berubah menjadi rasa KECEWA. Disamping itu bantuan dari bapak bupati kabupaten badung juga memberikan bantuan sebesar Rp 317.692.127.
"Harga pendaftaran 100 rb termasuk mendapatkan topi atau baju, tetapi kami tidak mendapatkannya karena dibilang habis, TETAPI setelah usai perlombaan akun resmi instagram pelangi badung justru melelang sisa bajunya di story dengan harga 100 rb," tulis akun Kubu Bantas.
Kubu Bantas juga melanjutkan bahwa pertama kali dalam sejarah hadiah berupa uang tunai yang mendapatkan juara 1, 2, 3 akan ditransfer ke rekening masing-masing juara.
"Yang lebih parahnya dan menjadi pusat perhatian peserta dan warga di event pelangi badung (event besar) JUARA HARAPAN TIDAK MENDAPATKAN UANG TUNAI sepeser pun, lalu kemana uang bantuan, uang pendaftaran, dan hasil lelang baju?" tanya Dia.
Pihaknya pun mempertanyakan kegunaan anggaran yang digelontor Pemkab Badung itu. "Kadirase event di carik e atau event ane gae ken stt e ngidang ngejin hadiah pis (Seakan-akan event di saqag atau event yang dibuat STT bisa isi hadiah uang, red) walaupun nominalnya tak seberapa, tapi kami merasa ada suatu kebanggaan tersendiri dari team atau undagi maupun owner, walaupun mendapatkan juara harapan, dan perlu diketahui dari ratusan peserta menjadi juara harapan itu juga termasuk yang terbaik," katanya.
Dalam sehari uggahan akun Kubu Bantas ini mendapat beragam tanggapan. Namun sebagian besar memberi komentar miring terhadap event tahun ini. Mereka juga menyayangkan sekelas Kabupaten Badung mengadakan lomba tidak ada hadiah.
Untuk diketahui, Festival Layang-layang Bupati Badung Cup 2022 dianggarkan sebesar Rp 317 juta bersumber dari APBD Badung yang diserahkan langsung oleh Bupati Giri Prasta saat acara penutupan, Minggu (9/10). Kemudian untuk hadiah dengan sejumlah kategori disiapkan anggaran Rp 84 juta. Bupati Giri Prasta juga memberikan bonus hadiah uang tunai kepada Juara I sebesar Rp. 5 juta bersumber dari dana pribadi kepada Sekaa Layang-layang Gass Jhon Padangsambian.
Kadis Pariwisata Badung Nyoman Rudiartha didampingi Kabid Industri Ekonomi Kreatif Dispar Ngakan Putu Triariawan saat dikonfirmasi, Selasa (11/10), membenarkan bahwa Festival Layang-layang Bupati Badung Cup 2022 merupakan kegiatan Dispar Badung menggunakan dana Pokir anggota DPRD Badung. Namun, kegiatan ini menggandeng Pelangi Badung selaku partner.
Dispar sendiri telah membuat RKA (Rencana Kerja Anggaran) dimana dana festival sebesar Rp 317 juta. Meliputi biaya operasional, penyewaan alat, pengadaan seragam panitia dan termasuk hadiah lomba. Dimana hadiah saja dialokasikan sebesar Rp 84 juta. Dispar sendiri tidak ada menyarankan Pelangi Badung sebagai partner untuk memungut biaya pendaftaran.
"Sebenarnya tidak ada uang pendaftaran, tapi Pelangi Badung menjual marchindaise berupa baju dan topi. Yang mendaftar itu mutlak dapat baju kaos. Kami sudah wanti-wanti kepada Pelangi Badung supaya tidak memungut biaya pendaftaran karena sudah dibiayai oleh Dispar Badung," ujar Triariawan.
Terkait adanya keluhan bahwa peserta bayar Rp 100 ribu, tapi tidak dapat marchandaise, pihaknya justru mempertanyakan ke Pelangi Badung. "Kami justru menanyakan itu ke Pelagi Badung. Kalau memang belum dapat, supaya diberikan," pintanya.
Sementara untuk hadiah sesuai RKA Dispar, lanjut Triariawan semuanya sudah dicantumkan sesuai RKA. Dimana untuk hadiah juara harapan memang hanya dapat plakat, tidak ada hadiah uang.
Sementara itu pihak Pelangi Badung Putu Pasek Pranata membenarkan memang ada pembayaran bagi peserta, namun itu untuk tsirt dan topi. Pihaknya juga sudah mengumumkan bahwa tsirt dan topi tersedia terbatas.
"Kami sudah sampaikan tsirt dan topi terbatas. Jadi ada yang tidak dapat. Soal hadiah memang tidak semua dapat uang," katanya.
Atas keluhan peserta ini pihaknya mengaku memang Pelangi Badung ada kendala yang disebabkan oleh jadwal event yang tertunda. Pelangi Badung menggelar dua event di waktu yang berbeda.
"Kami di Panitia juga ada mengeluarkan uang sekitar Rp 50 juta diluar bantuan itu," tukasnya.