Mangupura, Bali Tribune
Festival Manggis ke-2 tahun 2016 dibuka secara langsung oleh Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta bertempat di Kelompok Pokdarwis Tedung Sari, Banjar Kerta, Desa Petang, Jumat (6/5). Festival Manggis ini sengaja digelar untuk mempromosikan buah manggis sebagai buah asli Indonesia dan menggerakkan potensi desa wisata Petang dengan ikon manggis Bali.
Dalam festival ini juga menampilkan beberapa kegiatan, seperti pengolahan buah manggis menjadi wine oleh PKK Desa Petang, ada juga parade lomba ogoh-ogoh bertemakan manggis, perkenalan teh herbal dan kulit manggis, spa probiotik manggis, petik manggis di kebun, pesta rakyat, juga lomba kuliner berbahan dasar nyawan/tawon. “Festival Manggis ini untuk bertujuan mempromosikan desa wisata Petang agar lebih dikenal,” ujar Made Sukanta, ketua panitia festival.
Tampak hadir pada kesempatan itu, Ketua DPRD Badung Putu Parwata, Wakil Ketua DPRD Made Sunarta, Kadisparda Cok Raka Darmawan, Kadispertanian IGAK Sudaratmaja dan pejabat terkait di lingkungan Pemkab Badung.
Kesemaptan itu, Bupati Badung Giri Prasta menegaskan komitmennya membangun Badung dari desa. Guna mewujudkan komitmen ini, segenap potensi desa terus didorong dan dikelola sedemikian rupa sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan. Salah satunya adalah menggairahkan desa wisata terutama di kawasan Petang dengan agro dan ekowisatanya.
“Kami akan terus mendorong dan memberdayakan para petani sehingga mereka bangga sebagai petani. Sehingga kedaulatan pangan dapat terwujud sekaligus akan dapat mewujudkan desa berdikari di Badung,” katanya.
Giri Prasta juga bertekad menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Kebijakan pembangunan di Badung juga akan diintegrasikan serta didukung oleh adanya sinergitas dan konektivitas antar SKPD dalam upaya membangun potensi yang ada. Misalnya di bidang pertanian akan dilakukan kebijakan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir sehingga proteksi terhadap petani dari sejak menanam bibit hingga dukungan teknologi di tengah dan di hilir akan dilakukan proteksi terhadap harga dengan subsidi.
Terhadap hal ini, diakui Giri Prasta akan membutuhkan dukungan sistem dan aplikasi sehingga petani kita tidak dimainkan olèh para tengkulak. “Kedepan bila harga dari hasil pertanian itu dibawah standar maka kami akan subsidi, kalau diatas harga standar itu adalah keuntungan dari petani,” jelas bupati asal Pelaga, Petang ini.
Mengenai desa wisata, Giri Prasta juga berkomitmen mengembangkan desa wisata di Badung. Komitmen ini akan diwujudkan melalui kalaborasi pariwisata, pertanian dengan UMKM. Kedepan Giri Prasta akan membantu Pokdarwis yang ada di Badung dan akan membuatkan kawasan agro industri dan centra sebagai titik fokus dari hasil kelompok tersebut. “Kami harapkan dengan potensi wisata yang ada di Badung khsusnya Badung Utara ini, kita akan menjadi role model kedepan,” pungkasya.