balitribune.co.id | Mangupura - Guna ikut mengisi peluang pasar buah pisang di Bali yang masih terbuka lebar dan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani, Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Badung bekerjasama dengan Ditjen Buah dan Hortikultura Kementan RI akan mengembangkan tanaman pisang varietas baru Barangan Jumbo (Bajo) yang saat ini sudah banyak dikembangkan petani di luar Bali dan digandrungi konsumen karena rasanya enak dan manis. Kadistan Badung I Wayan Wijana mengungkapkan hal itu saat sosialisasi dan verifikasi calon petani di Subak Abian Merta Sari dan Semanik Sari Desa Plaga Kecamatan Petang, Rabu (23/3).
Lebih lanjut menurut Wijana, Pisang merupakan salah satu komoditi yang memiliki arti penting dan istimewa bagi kehidupan masyarakat Bali baik untuk konsumsi maupun untuk kepentingan ritual keagamaan tidak bisa lepas dari pisang sehingga kebutuhan pisang di Bali setiap tahun semakin meningkat. Tingginya kebutuhan pisang di Bali tidak diimbangi dengan produksi pisang lokal akibatnya pisang dari luar daerah mengalir masuk ke Bali. Mengingat potensi pasar pisang sangat besar maka pihaknya mengusulkan kegiatan pengembangan pisang dan disambut baik oleh Kementan RI dengan mengalokasikan kegiatan Gerakan Nasional (Gernas) pisang di Badung seluas 20 hektar.
Sementara itu, Koordinator Tanaman Terna dan rambat Ditjen Buah dan Hortikultura Sri Haryati mengatakan, permintaan pisang Bajo di dalam negeri saat ini sangat tinggi bahkan berpeluang untuk diekspor. Ada beberapa keunggulan pisang Barangan Jumbo ini disamping rasanya manis, tanaman pisang ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi dan sudah bisa berproduksi dalam jangka waktu 9 bulan sejak ditanam. Melalui Gernas pisang ini, pihaknya disamping akan membantu petani dengan berbagai sarana pertanian juga sudah menyiapkan off taker yang akan mendampingi dan membeli hasil panen petani sesuai grade dan harga pasar dalam bentuk MOU.