Gianyar, Bali Tribune
Momok ujian susulan rupanya masih membayangi psikis siswa di Gianyar. Hal itu juga dialami Gede Dharma Puspa Nanta (19), siswa SMAN I Gianyar. Meski masih menjalani rawat inap, ia tetap bersikeras mengikuti UNBK di sekolah, Senin (11/4). Dengan pertimbangan psikologis, Gde pun diizinkan ikut ujian dengan tangan terinfus dan didampingi perawat.
Sekitar pukul 13.30 Wita, Gede tiba di sekolah dan menjadi perhatian teman-temannya. Siswa asal Lingkungan Teges, Gianyar dengan kondisi pucat di atas kursi roda dan tangan terinfus langsung diantar ke ruangan ujian. Kedatangannya di dampingi orangtua dan seorang perawat. Tiba di ruangan, Gede pun dibantu untuk menempati kursinya dengan penyangga infus di sisinya. "Sebenarnya kami sudah menganjurkan agar anak ini ikut ujian susulan. Namun orangtuanya mengkhawatirkan psikis anaknya. Seizin rumah sakit, anak ini akhirnya ikut UNBK di sekolah," ungkap Kepala Sekolah SMAN I Gianyar, I Made Sudama.
Orangtua siswa, Jro Mangku Dharma, yang ikut mendampingi anaknya ujian, menyebutkan jika anaknya itu sudah siap ikut UNBK jauh-jauh hari. Justru karena itu pula, anaknya menjadi gelisah di rumah sakit karena tidak bisa ikut ujian sesuai jadwal. "Saya khawatir kondisi anak saya semakin drop lantaran tak bisa ikut ujian. Karena itu saya konsultasikan ke pihak rumah sakit dan pihak sekolah," terangnya.
Disebutkan, sebelumnya Gede sudah mengikuti dua kali ujian di sekolah. Saat itu, kondisinya sudah mulai drop. "Hari Kamis lalu, setelah mengikuti ujian saya periksakan ke dokter dan dinyatakan positif menderita DBD. Sejak hari itu Gede dirawat di Rumah Sakit Family Usadha, Gianyar," terang Mangku.
Mangku meyakini anaknya akan mampu mengikuti ujian meski kondisinya sedang sakit. Apalagi anaknya merasa nyaman jika mengikuti ujian sesui jadwal di sekolah. "Mudah-mudahan besok kondisi sudah membaik, sehinga tak perlu pakai infus lagi," harapnya.