Gencar di Medsos, Waspadai Radikalisme Memblusuk | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 20 March 2023 05:47
ATA - Bali Tribune
Bali Tribune/ SILATURAHMI – Kegiatan silaturahmi aparat Kepolisian dengan tokoh-tokoh Muslim di Tegallalang.

Balitribune.co.id | Gianyar - Semua peluang terus dijadikan media penyebaran faham radikalisme. Terlebih, menyongsong hajatan Pemilu 2024, tidak hanya gencar di media social (medsos) cara tradisional dengan memblusuk ajaran pemecah bangsa ini harus diantisipasi pada  kantong-kantong pendatang.

Mengatisipasi itu, selain gencar melakun pengawasan di media sosial, jajaran Satuan Intelkam Polres Gianyar rajin blusukan, menemui tokoh-tokoh masyarakat di kantong-kantong pendatang. Seperti halnya silahturahmi yang dilakukan petugas ke Yayasan MTQ Nur Hidayah Tegallalang, Minggu (19/3/2023). Gayung bersambut para pentolan Yayasan pun bertelad proaktif untuk mengidentifikasi penduduk pendatan di wilayahnya.

Tokoh Muslim yang juga Ketua MTQ Nur Hidayah Tegallalang Haji Nurrasid mengungkapkan, upaya pencegahan penyebaran Faham Radikikalisme dalam ruang lingkup yang lebih kecil, Umat Muslim yang tinggal di wilayah Kecamatan Tegallalang yang tergabung dalam MTQ Nur Hidayah Tegallalang sangat mendukung pemerintah melakukan penindakan terhadap ormas-ormas radikal yang bertentangan dengan Ideologi dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila.

Karena itu, pihaknya  selalu bersinergi dengan semua pihak sehingga tercipta kerukunanan antar umat. ,Sebagai upaya cegah penyeberan Faham Radikalisme pihaknya  melalukan  pendataan penduduk pendatang yang tinggal di Wilayah setempat. "Setiap ada warga pendatang, kami pastikan dulu kejelasan dari indentitasnya termasuk asal daerahnya. Hal ini oenting agar kami bisa memantau segala aktivitasnya, untuk menghidari adanya penyusup berpaham radikal berbaur dengan earga muslim lainnya," tegasnya.

Pihaknya juga akan berkoordinasi langsung jika  mendapati ada kemunculan pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme, entah itu kecil maupun besar. Pihaknya memastikan tidak akan  sulit mendeteksi munculnya pemahaman ini, karena  menimbulkan keresahan. "Kami tentunya akan  mengambil tindakan pencegahan awal, seperti melakukan diskusi tentang pemahaman baru yang muncul di masyarakat. Selanjutnya berkoordinasi dengan aparat hukum," terangnya.

Haji Nurrasid juga mewanti uamt muslim di Tegallalang, bahwa sejak tahun 2017 pemerintah telah membubarkan Organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Namun demikian penyebaran faham radikalisme tidak akan berhenti di wilayah Indonesia yang dilakukan oleh ormas terlarang, Hal tersebut dapat dilihat dari adanya penangkapan yang dilakukan terhadap lima terduga teroris yang berafiliasi dengan jaringan Jamaah Islamiyah (JI) oleh Densus 88 Anti Teror di Sulawesi Tengah (Sulteng), Kamis (16/3/2023).

"Pembubaran organisasi HTI ini bukan berarti mematikan aktivitas dalam melakukan penyebaran ideologi Khilafah  faham radikalisme kepada masyarakat.  Mereka juga menggunakan media sosial sebagai alat penyebaraan paham Khilafah untuk mendapatkan dukungan  serta  membentuk kader-kader Muslim yang memiliki pemahaman anti Pancasila," tandas Haji Nurrasid.