BALI TRIBUNE - Gubernur Bali, Made Mangku Pastika menyatakan sekitar 50 provinsi di dunia termasuk negara bagian berminat untuk terbang langsung ke Bali. Namun kendalanya kapasitas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tidak memadai seperti apron (tempat parkir pesawat) dan runway (landasan pacu).
"Airport kita kapasitasnya sekidit, kecil makanya mendesak dibuat apron supaya pesawat bisa parkir," cetusnya di Denpasar, Kamis (26/4).
Dia mengatakan hampir semua maskapai di Tiongkok ingin terbang langsung ke Bali. Selain itu, India, Rusia, Jepang, Korea dan Australia juga tertarik terbang langsung ke Pulau Dewata. Dalam hal ini slot penerbangan yang menjadi kendala apalagi disaat jam-jam sibuk, hampir 30 menit pesawat yang hendak mendarat menunggu giliran. "Di atas menunggu giliran mendarat bisa setengah jam muter-muter baru bisa turun," beber Pastika.
Menurutnya, saat ini yang diperlukan di Bandara Ngurah Rai bukan hanya apron juga runway tetapi karena keterbatasan lahan sehingga mendesak untuk membangun bandara di Bali Utara. "Supaya ada alternatif kalau mau Bali banyak turisnya," ujarnya.
Dia mencontohkan sekarang ini sebanyak 400 juta orang kaya di Tiongkok. Upah minimum di negeri Tirai Bambu itu sekitar 3 ribu Yuan atau setara Rp 6 juta untuk kelas buruh. Sedangkan pembantu rumahtangga upahnya 6 ribu Yuan atau Rp 12 juta.
"Rata-rata hampir separuh penduduk China (Tiongkok) kaya dan dikasi bonus oleh perusahaan. Kalau perusahaan itu jumlah pegawainya 50 ribu, tiap tahun 20 persen harus jalan-jalan jadi 5 tahun sekali semuanya dapat giliran. 20 persen dari 50 ribu itu 10 ribu. Itu baru satu perusahaan. Semua orang mau ke Bali. Jadi kita dapat China 1 juta itu terlalu sedikit," jelasnya.
Dikatakan Pastika selama 9 tahun
berturut-turut Bali menjadi The Best Destination of The World dengan airport terbaik, terindah dan terpadat. Disamping itu memiliki 50 ribu kamar bintang 5, villa dan airbnb. "Kita itu sehari 17 ribu orang asing datang ke Bali melalui airport belum domestik. Itulah peluang kita sebenarnya besar sekali," ucap Pastika.
Selama ini penerbangan-penerbangan yang belum bisa langsung ke Bali harus melalui Singapore, Thailand dan Jakarta. Penerbangan langsung dari dan ke Bali ini sangat dinanti oleh sejumlah maskapai di dunia. "Tiap saya bertemu para Dubes semua minta itu (penerbangan langsung). Tapi slot penerbangan kita sudah penuh," imbuhnya.
Seperti diketahui beberapa hari lalu maskapai nasional Garuda Indonesia telah membuka penerbangan langsung rute Denpasar-Mumbai pergi pulang (PP) untuk memudahkan wisatawan India ke Pulau Seribu Pura ini. "New Delhi juga minta dan Kalkota untuk terbang langsung. Permasalahannya apron tidak cukup karena mereka pesawat berbadan besar," sebutnya.