Diposting : 15 May 2019 20:04
Komang Arta Jingga - Bali Tribune
balitribune.co.id | Tabanan - Investasi politik, ditambah iklhas dan menjalani dengan penuh kepasrahan, serta berserah diri kehadapan Sang Pencipta Tuhan Yang Maha Esa, menjadi prinsip yang dipegang teguh calon legeslatif terpilih dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Dapil IV Kabupaten Tabanan, A.A. Sagung Ani Ariani, ST., MM.
“Saya jalani dengan kepasrahan. Kita sudah berbuat, dan sudah berusaha membantu masyarakat dengan memediasi masyarakat dalam mencari bantuan sosial. Jadi begitu sudah berinvestasi politik kepada masyarakat, masak sih saya tidak didukung, kan seperti itu. Jadi saya jalani dengan kepasrahan masak sih mereka lupa dengan saya. Jadi astungkara mereka sudah ingat dengan saya,” ujarnya Senin (13/5)
Srikandi new comer ini tak menampik bahwa banyak tantangan saat masa kampanye kemarin. Apalagi sebagai seorang perempuan yang kerap dipandang sebelah mata masyarakat. Bisa apa caleg perempuan itu jika nanti duduk menjadi anggota dewan? Selentingan itupun ia jawab dengan terus menggelorakan kesetaraan gender.
Menurutnya, perempuan itu bisa mengerjakan pekerjaan laki-laki dengan tidak melupakan kodratnya sebagai ibu rumah tangga yang bertugas mengurus keluarga. “Jadi seorang perempuan itu jika terpilih, tidak semata-mata akan meninggalkan kodratnya, sebagai seorang ibu,” katanya.
Dalam sosialisasi kepada masyarakat kala itu, ia pun berjanji jika nanti terpilih menjadi anggota dewan, dirinya tidak akan segan-segan turun ke masyarakat untuk menyerap aspirasi. Apalagi di tempat tinggalnya yang didukung penuh oleh masyarakat adat. Sehingga, dirinya berkomitmen untuk mengawal segala aspirasi masyarakat yang ada di desanya itu, khususnya dalam hal mempercepat pembangunan desanya.
Sementara saat ditanya apakah ada kesulitan dalam menghadapi caleg inkamben? A.A. Sagung Ani tak mengelak hal tersebut terjadi. Namun, dengan melakukan komunikasi secara intens dengan calon inkamben, hal tersebut bisa diatasi. Dengan membentuk semacam maping suara, iapun berbagi tugas dengan para caleg ikamben, sehingga tidak menimbulkan gesekan.
“Kami selalu berkomunikasi, tidak saling berebut. Jadi bagaimana kita melakukan maping, saya dimana? Teman yang lain dimana? Sehingga, dengan melakukan managemen maping suara seperti itu, tentu ketatukan-ketakutan itu akan menjadi sebuah motivasi bagi kami. Jadi daerah mana yang belum digarap, itu yang kita maksimalkan,” tutur perempuan yang bergabung ke PDIP sejak tahun 2015 ini.
Sedangkan saat ditanya perasaaannya terkait ditetapkannya sebagai calon terpilih dalam pileg kemarin? Ia mengaku bersyukur atas kepercayaan masyarakat yang diberikan kepada dirinya. Menurutnya, hal tersebut menandakan bahwa masyarakat percaya betul kepada dirinya. Dan kepercayaan itu, tidak akan ia sia-siakan saat duduk menjadi anggota dewan.
Ia akan memperjuangkan dengan penuh tanggungjawab amanah dan aspirasi para pendukungnya. “Ke depan, itu akan menjadi sebuah tanggungjawab saya. Apa yang pernah saya sampaikan saat bersosialisasi, itu yang akan pertanggungjawabkan kepada masyarakat,” bebernya.
Dalam kesempatan itu, A.A. Sagung Ani juga mengungkapkan fokus yang akan dikerjakannya selama duduk menjadi anggota dewan sesuai dengan tugas dan fungsi anggota dewan, yakni badgeting, controlling, dan monitoring. A.A. Sagung Ani pun mengaku tidak akan membeda-bedakan dalam menyerap aspirasi masyarakat. Kendatipun di daerah yang minim suara yang diperoleh, dirinya akan tetap menyerap aspirasinya. Karena, ia kini mewakili seluruh masyarakat. “Saya akan rangkul dan tetap akan menyerap aspirasi mereka,” ujarnya.
A.A. Sagung Ani menambahkan, dirinya mengaku ingin duduk di Komisi IV yang membidangi pendidikan dan kesehatan. Pasalnya, dirinya yang pernah bekerja di rumah sakit selama 20 tahun dibagian managemen, tentu sangat faham betul seluk beluk dan kesulitan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. “Saya akan fokus bagaimana meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Apalagi ada JKN, dan juga program Bapak Gubernur tentang JKN KBS. Nah itu yang harus diimplementasikan. Karena, kadang-kadang masyarakat itu awam itu tidak mengerti regulasinya. Nah inilah yang harus disinergikan,” pungkasnya.