BALI TRIBUNE - Harga ayam potong di Gianyar melambung sejak dua pekan terakhir. Ibu rumah tangga pun mulai mengeluh, karena harga telur juga ikut merangkak naik. Kondisi ini terjadi karena peternak ayam kesulitan mendapatkan pasokan bibit serta harga pakan yang mahal.
Pantauan Bali Tribune di Pasar Umum Gianyar, suasana di blok dagang ayam terlihat lengang. Pedangang ayam potong pun sempat ngobrol lantaran sepinya pembeli. “Kami kurang stoknya sejak dua minggu ini. Pelanggan banyak beralih ke daging babi dan ikan,” keluh Ibu Firda salah satu pedagang ayam potong.
Semenjak harga ayam potong melambung, sebutnya, omsetnya menurun drastis. Pelanggannya yang bertahan hanya dari pedangang nasi dan itupun tidak lagi memesan banyak. Sudah dua pekan, ibu rumah tangga mulai mengeluhkan harga daging ayam potong yang melambung tinggi.
Disebutkan, untuk ayam potong, dari harga Rp35 ribu perkilogram, merangkak bertahap hingga kini mencapai Rp 40 ribu perkilonya. Seiring itu ayam hidupannya juga mengalami peningkatan yang sama, dimana sebelumnya seharga 18 ribu perkilo, kini mencapai 25 ribu perkilo.
Berbeda dengan harga ayam jenis lainnya seperti ayam merah dan ayam kampung yang harganya rata-rata 20 ribu perkilo. “Pasokan ayam potong sangat terbatas. Karena di peternakan kesulitan mendapatkan bibit. Selain bibit yang melambung, harga pakan juga mengikuti naik,” terangnya.
Ironisnya, melambungnya ayam potong ini, juga diikuti harga telur buras, dari Rp1.100 perbutir jadi Rp1.300. Di tengah melambungnya harga ayam potong, ibu-ibu rumah tangga sedikit bersyukur karena harga sayu-mayur relatif stabil.