Harga Bahan Baku Tahu Tempe Tembus Rp 15.000/Kg, Pengusaha Terancam Gulung Tikar | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 4 November 2022 07:31
AGS - Bali Tribune
Bali Tribune/Nampak aktivitas di usaha pembuatan tahu dan tempe di Karangasem.
balitribune.co.id | Amlapura - Harga kedelai di Kabupaten Karangasem terus naik secara signifikan. Di Pasar Amlapura Timur, misalnya, harga kedelai impor dari Amerika di tingkat agen Rp 14.000/kg sedangkan harga eceran Rp 15.000/kg, Kamis (3/11).
 
Kenaikan harga kedelai impor ini dikeluhkan banyak perajin tahu tempe, dan dapat mengancam keberlangsungan usaha mereka. “Sebelumnya Rp 13 ribu/kg, naik lagi menjadi Rp 14 ribu, dan sekarang Rp 15 ribu/kg,” ujar perajin yang enggan ditulis namanya.
 
Kenaikan harga kedelai impor ini dibenarkan salah seorang pedagang, yang ditemui secara terpisah. Bahkan, banyak UMKM memilih kedelai impor karena kedelai lokal memang jarang ada.
 
“Naik lagi sejak beberapa hari lalu. Kalau sekarungnya isi 50 kilogram itu harganya sekarang Rp 700.000 jadi kalau eceran Rp 14.000/kg. Itu kedelai impor dari Amerika Pak, kalau kedelai lokal sudah tidak ada,” ungkap I Luh Supartini, karyawan toko agen kedelai dan Sembako di Kota Amlapura. Ia tidak tahu mengapa harga naik, padahal stoknya cukup banyak.
 
Hal senada dikatakan Ida Bagus Ketut Artana, karyawan agen kedelai dan sembako lainnya. Diakuinya, kenaikan harga kedelai kembali terjadi sejak sepekan terakhir, dan sejak kenaikan tersebut memang pengusaha tempe dan tahu mengurangi order mereka karena masalah modal.
 
“Kalau pasokan lancar, cuman memang sejak harga kedelainya naik lagi, pedagang tempe dan tahu yang biasa ambil kedelai di sini sedikit mengurangi nyari kedelai. Biasanya tiga karung sekali order, sekarang hanya satu sampai dua karung saja,” ujarnya.
 
Dari informasi yang diterima pedagang, kenaikan harga yang cukup tinggi ini diduga terjadi akibat naiknya biaya pengiriman dan naiknya kurs dolar Amerika karena kedelai yang dijual pedagang di pasaran merupakan kedelai impor dari Amerika.
 
Tingginya harga kedelai yang merupakan bahan baku pembuatan tempe dan tahu, membuat sejumlah pengusaha harus mencari cara agar usaha mereka tetap jalan dan karyawan bisa tetap bekerja.
 
Salah satu cara di antaranya dengan mengurangi jumlah produksi dan mengurangi ukuran. Ini dilakukan untuk mengurangi beban biaya produksi yang habis untuk membeli bahan baku kedelai.
 
“Harga kedelai terus saja naik, kami pusing harus menyiasatinya gimana lagi. Ukuran tempe dan tahu sudah kecil kalau dikecilkan lagi tentu langganan dan pembeli akan mengeluh dan tidak mau beli,” kesah Samsudin, pengusaha tempe dan tahu di Segara Katon, Amlapura.