Harga Daging Sapi di Pasar Badung Turun Rp5.000 | Bali Tribune
Diposting : 12 April 2022 21:55
M2 - Bali Tribune
Bali Tribune/ DAGING- Salah seorang pedagang daging di Pasar Badung, Kota Denpasar.

balitribune.co.id | Denpasar -  Setelah sebelumnya sempat mengalami kenaikan pada awal Puasa, harga daging sapi di Pasar Badung, Denpasar, kembali turun sebesar Rp5.000 per kilogram pada 9 April lalu.Meski begitu, harga daging sapi di pasar-pasar tradisional diprediksi akan mengalami kenaikan jelang H-4 Idul Fitri.

Loka, seorang pedagang daging di Pasar Badung, mengatakan bahwa naiknya harga daging sapi terjadi pada awal Puasa. Namun setelah tiga hari kemudian kembali turun.
 
“Pada awal bulan Puasa Rp110.000 per kilogram tapi tiga hari kemudian turun menjadi Rp105.000 per kilogram,” kata Loka asal Grenceng kepada Bali Tribune, Selasa (12/4).
 
Tingginya permintaan daging sapi pada minggu pertama bulan Puasa, kata Loka, didorong oleh euforia menyambut bulan suci Ramadhan. Karena daging sapi banyak diminati sebagai olahan berbuka dan sahur.

Loka mengatakan bahwa harga daging sapi bervariasi pada jenis dan golongan daging. Daging kelas 2, dibandrol Rp 95.00/kilogram. Sementara itu harga daging pada potongan seperti tenderloin dan sirloin, berkisar Rp120.000 hingga Rp130.000 per kilogram.

Ditanya soal penurunan harga, Loka mengaku bahwa hal itu disebabkan rendahnya minat pembeli dalam mengonsumsi daging sapi. "Harga sempat naik karena stok kurang pada awal bulan puasa, permintaan juga sedikit meningkat. Sekarang turun lagi," terangnya.

Sementara itu, Ni Putu Agustini (52) pedagang di Pasar Badung yang sudah berjualan selama 3 tahun mengeluh lantaran menurunnya minat pembeli saaat ini.

"Kemarin naik Rp 5.000 jadi Rp 110.000 per kilogram. Sekarang turun lagi menjadi Rp 105.000 per kilogram untuk daging kelas satu. Sedangkan kelas dua harganya stabil Rp 95.000 per kilogram. Sirloin dan tenderloin Rp120.000 hingga Rp130. 000 per kilogram," paparnya.

Disinggung tentang perbedaan kualitas dari jenis daging yang disebutkan, ia melanjutkan bahwa daging kelas 1 dan 2 adalah bagian paha depan dan belakang. Paha depan biasanya populer digunakan sebagai rendang. Sedangkan paha belakang dimanfaatkan untuk masakan soto. Terakhir, jenis daging sirloin dan tenderloin populer digunakan sebagai olahan steik di restoran-restoran. Ini dipengaruhi oleh tekstur daging, kelas 1 lebih empuk dari kelas 2, dan sirloin/tenderloin yang paling empuk.

“Daging jenis kelas 1 yang paling diminati oleh konsumen,” Ni Putu Agustini.
Sampai dengan pertengah bulan Puasa ini, kata Ni Putu,  tidak ada peningkatan pembelian "Akhir-akhir ini penjualan normal. Belum naik," jelasnya.

Pelanggannya tidak terpatok pada warga yang merayakan puasa saja, nyatanya banyak umat Hindu yang juga membeli daging sapi dagangannya. Biasanya mereka adalah pemilik rumah makan soto atau lawar sapi. Pedagang daging sapi di kawasan Pasar Badung rata-rata mengambil stok dari rumah potong hewan yang berlokasi di jalan Sesetan kecamatan Denpasar Selatan.
 

Sementara Kamila. mengaku jika jumlah pembeli memang meningkat di awal-awal bulan puasa, "Pembeli meningkat tapi stok berkurang dan harga jadi naik," akunya.