Harga Kebutuhan Pokok Dikeluhkan, Dikoperindag Bilang Masih Wajar | Bali Tribune
Diposting : 30 May 2022 10:20
PAM - Bali Tribune
Bali Tribune/ MELONJAK - Menjelang hari raya Galungan, harga sejumlah komoditas kebutuhan dapur kembali mengalami lonjakan.

balitribune.co.id | Negara - Di tengah lonjakan sejumlah harga komoditas kebutuhan pokok menjelang Galungan yang dikeluhkan warga, dinas terkait di Jembrana justru menilai kenaikan harga tersebut masih wajar. Masyarakat diminta tidak terlalu banyak membeli komoditas kebutuhan pokok.

Sedangkan pedagang berharap harga bisa distabilkan dari rantai distribusi, tidak sekadar menggelar pasar murah. Sebab, harga sejumlah kebutuhan pokok dipasaran kini kembali mengalami peningkatan yang signifikan. Bahkan terjadi lonjakang yang drastis dalam kurun waktu hanya sepekan. Tidak hanya dikeluhkan oleh konsumen, kondisi harga sejumlah komoditas kebutuhan pokok ini juga menyulitkan pedagang eceran di pasar.

Seperti yang diungkapkan pedagang kelontong di sejumlah pasar di Jembrana, Minggu (29/5/2022). Salah seorang pedagang di Pasar Desa Adat Lelateng, Putu Eka Suadnyana (28) asal Lingkungan Menega, Kelurahan Dauhwaru Jembrana mengatakan lonjakan harga terjadi pada berbagai kebutuhan dapur sejak sepekan terakhir. “Cabai kecil awalnya Rp 25 ribu per kg dari dua hari lalu sudah jadi Rp 55 ribu. Cabe rawit dari Rp 30 ribu dari tiga hari jadi Rp 45 ribu. Lombok merah seminggu lalu Rp 38 ribu sekarang jadi Rp 50 ribu. Bawang seminggu lalu Rp 30 ribu sekrang Rp 36 ribu. Susah jualan karena pembeli sebagian besar eceran,” ungkapnya.

Ia mengaku harga tersebut dari distributor. Dari Jawa pasokan terganggu karena cuaca hujan, harga mengikuti harga di Jakarta. Produksi lokal Bali tidak mencukupi kebutuhan pasar. Begitupula minyak goreng, ia mengaku hanya menjual minyak goreng kemasan. “Jarang sekali dapat minyak curah, seminggu belum tentu dapat,” imbuhnya. Ia kini mengurangi stok dagangannya, “Sangat sulit jualan, pembeli menurun. Harga gonjang ganjing tidak berani stok banyak-banyak, paling banyak 5 kg apalagi bumbu cepat busuk,” tandasnya.

Pedagang di Pasar Impres Negara, Wayan Muliada (49) asal Melaya Pasar mengatakan harga telur mengalami lonjakan harga. “Selain lombok dan bawang, dari seminggu lalu harga telur naik. Dari Rp 1.300 sekarang Rp 1.700 per butir. Di Negara sebagian besar di pasok dari Tabanan. Sekarang kami susah jualan ngecer. Stok juga kami kurangi,” jelasnya. Ia juga mengaku jarang mendapatkan pasokan minyak gorang curah. “Yang curah sulit cari dan terbatas. Kalau yang kemasan stoknya aman tapi harganya lebih mahal,” tandasnya.

Begitupula yang diungkapkan Nengah sueni (56) asal Tuwed, Melaya. Pedagang bumbu di Pasar Umum Negara ini mengaku harga tomat sejak seminggu  dari Rp 5 ribu per kg kini jadi Rp 14 ribu per kg seminggu. “Permintaan merosot. Stok kami kurangi. Dari Jawa mahal karena belum pernah dapat pasokan dari local,” tegasnya.

Sementara Ni Made warni (70) Pedagang asal Lingkungan Satria, Kelurahan Pendem berharap harga dari distributor distabilkan. “Jangan hanya pasar murah, tapi harga dari distributor yang harus diatur biar stabil,” tandasnya.

Kendati dikeluhkan masyarakat, namun Kepala Dinas Koperasi Perindustiran dan Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Jembrana I Komang Agus Adinata justru mengatakan lonjakan harga tersebut masih dalam batas kewajaran dan meminta masyarakat membeli sesuai kebutuhan. “Kalaupun ada kenaikan beberapa komoditi, masih dalam batas kewajaran. Hari raya permintaan meningkat, masyarakat pasti mengeluh. Makanya kami sarankan jangan beli banyak-banyak, secukupnya saja karena kita (Jembrana) bukan produsen barang penting itu,” tandasnya.