Harga Melangit, Stok Babi Jelang Galungan Berlimpah | Bali Tribune
Diposting : 29 October 2021 03:22
ATA - Bali Tribune
Bali Tribune/ BABI – Salah satu peternakan babi di Gianyar.

balitribune.co.id | Gianyar - Berbeda dengan sebelumnya, menjelang Hari Raya Galungan yang jatuh pada 10 November mendatang, stok daging Babi di Kabupaten Gianyar terbilang melimpah. Namun demikian, harga daging Babi ini bukannya mengalami penuruna, justru dikhawatirkan merangkak naik.

 I Ketut Supriawan, salah seorang koordinator pemotongan babi secara patungan di Desa Petulu, Ubud, Kamis (28/10/2021), mengungkapkan jika pihaknya tidak kesulitan untuk mendapatkan babi di peternak tradisional. Bahkan sejumlah banyak warga yang menawarkan babinya.  Hanya, sebutnya, harga babi masih simpang siur. Maksudnya, dari perbandingan di beberapa desa, harga babi hidup sangat beragam. Ada yang mematok 55 ribu per kilo, adapula yang 50 ribu. Namun, informasi baru di salah satu desa, justru disebutkan harga babi sudah merosot ke angka 40 Ribu. “Kami sedikit kebingungan, karena harga ini kerap di sandingkan dengan harga didesa tetangga. Masalah harga ini pula, kerap membuat kami dan pemilik bbai sering berselisih. Karena itu, kami masih menunggu saja, nanti saat Penampahan pasti ad harga yang disepakati,” ungkapnya.

Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar Ngakan Putu Riady dalam keterangannya menyebutkan, sampai saat ini stok babi potong mencapai 10.907 ekor. Sedangkan kebutuhan untuk hari Raya Galungan diperkirakan sebanyak 5.162 ekor mengacu pada Babi yang dipotong pada hari raya sebelumnua. Dari kondisi tersebut ketersediaan daging Babi mencapai 654.420 Kg dan kebutuhan diperkirakan 309.780 Kg. "untuk setok babi di Gianyar sangat aman, bahkan melebihi," jelas Ngakan Ready.

Ngakan Ready menduga kelebihan stok babi kali ini disebabkan karena beberapa faktor. Dijelaskannya, semasa pandemi Covid 19, beberapa warga ada yang beternak Babi, sehingga populasi Babi mengalami peningkatan. "Peningkatan populasi hampir 10% dan saat ini sudah siap potong," jelasnya.

Faktor lain yang menyebabkan masih banyaknya ternak Babi potong, karena daya beli masya menurun. "Seperti hari raya sebelumnya, stok daging Babi melimpah namun daya beli mengalami penurunan. Hanya saja, walau daya beli menurun, Ngakan Riady tidak bisa menjelaskan kenapa harga daging Babi masih tinggi di pasaran.

Dari data Disperindag, harga daging Babi hidup sebesar Rp 55 ribu, namun di pasaran harga daging Babi maaih berkisar Rp 95 ribu. Ngakan Readi menilai, harga tersebut ditentukan jagal atau tukang potong, mengingat harga pembelian Babi potongnya tinggi dari peternak.